Mossad dan Shin Bet menyelidiki peretasan Telegram pada 20 pemimpin cryptocurrency Israel pada awal September. Para pelaku meminta tebusan dibayarkan dalam cryptocurrency tetapi serangan tersebut dilaporkan gagal.
Menurut laporan itu , serangan terkoordinasi itu terjadi pada awal September. Nama grup peretas tetap dirahasiakan, tetapi orang-orang yang mengetahui masalah ini menamakannya “sophisticated team” yang bahkan mungkin disponsori negara.
Tzahi Ganot, salah satu pendiri firma keamanan Pandora, menjelaskan bagaimana keseluruhan operasi gagal. Semua korban adalah klien Mitra telekomunikasi besar di Israel, dan grup peretas tak dikenal tersebut menggunakan proses verifikasi SMS mereka sendiri untuk mendapatkan data pribadi.
“Secara keseluruhan, ada sekitar 20 korban, semua CEO dan wakil CEO yang menjalankan proyek mata uang digital. Dalam banyak kasus, aplikasi Telegram mereka telah diretas, tetapi di kasus lain, pada akun Gmail dan Yahoo mail mereka. ”kata Ganot.
