Seruan untuk memboikot Binance kini semakin menggelegar di dunia maya. Hingga tanggal 29 Agustus, tagar #BoycottBinance telah digunakan dalam 29,2 ribu postingan di X/Twitter. Gerakan ini dipicu oleh isu yang menyebutkan bahwa Binance telah menyita dana milik warga Palestina dan dianggap mendukung Israel dalam konflik antara kedua negara tersebut.
Apa yang Terjadi?
Ray Youssef, Co-founder Paxful yang kini menjabat sebagai CEO NoOnes, mengemukakan pandangannya di X. Menurut Youssef, Binance, yang saat ini dipimpin oleh Richard Teng, telah mengikuti perintah dari Israel Defence Force (IDF) untuk tidak mengembalikan dana yang disita dari warga Palestina. Youssef bahkan membagikan surat yang diduga ditandatangani pada November 2023 oleh Paul Landes, Kepala Biro Nasional Israel untuk Pendanaan Terorisme. Surat tersebut, yang ditulis dalam bahasa Ibrani, menyatakan bahwa crypto wallet di Binance diduga menerima dana dari Perusahaan Bursa Efek Dubai di Jalur Gaza, yang dianggap sebagai “organisasi teroris”.
Tagar #BoycottBinance Trending di Dunia Maya | Sumber: X
Youssef menegaskan bahwa semua warga Palestina terkena dampak dari tindakan ini. “Saya telah menerima informasi ini dari berbagai sumber. Ini adalah masalah serius bagi semua warga Palestina,” ujarnya.
Apa Respon Komunitas?
Menanggapi tuduhan ini, banyak anggota komunitas crypto langsung menyerukan boikot terhadap Binance. Salah satu anggota komunitas yang menggunakan akun pseudonim @The Saviour membagikan tangkapan layar yang menunjukkan sekitar 44.808 Bitcoin (senilai US$2,6 miliar) telah ditarik dari Binance dalam 24 jam terakhir. Selain itu, Youssef juga membagikan tangkapan layar yang diduga berisi data warga Palestina. Ia mengklaim bahwa Binance telah menyerahkan informasi know-your-customer (KYC) warga Palestina kepada IDF, menimbulkan pertanyaan tentang klaim desentralisasi yang diusung oleh platform tersebut.
Baca Juga: Binance Berkomitmen Tingkatkan Tenaga Kepatuhan di Tahun 2024
Respons dari Binance
Richard Teng, CEO Binance, merespons tuduhan tersebut melalui akun X-nya dengan menyebutnya sebagai bentuk fear, uncertainty, and doubt (FUD). Teng menegaskan bahwa hanya sejumlah kecil akun yang terhubung dengan dana terlarang yang telah diblokir. “Ada beberapa pernyataan yang salah tentang masalah ini. Sebagai crypto exchange global, kami mematuhi undang-undang anti pencucian uang yang diterima secara internasional. Kami berharap perdamaian abadi di seluruh wilayah,” kata Teng.
Dampak di Pasar
Menanggapi tuduhan tersebut, token BNB yang terkait dengan ekosistem Binance sempat mengalami penurunan sebesar 4% dan turun ke level US$523,46 pada perdagangan 28 Agustus. Namun, pada perdagangan 29 Agustus, harga BNB mulai stabil di kisaran US$541,24.
Kesimpulan Cryptoiz
Kontroversi yang melibatkan Binance dan isu penyitaan dana Palestina telah memicu reaksi besar di komunitas crypto. Meskipun Binance membantah tuduhan tersebut dan mengklaim kepatuhan terhadap peraturan internasional, dampak dari kontroversi ini tampak terasa dalam fluktuasi harga token BNB dan sentimen pasar secara umum. Apakah boikot ini akan berdampak jangka panjang pada Binance dan ekosistem kripto secara keseluruhan, ataukah ini hanya gelombang sementara? Hanya waktu yang akan menjawab.
Baca Juga: Binance Diduga Menyita Dana Milik Warga Palestina atas Permintaan Israel