Enam minggu setelah pengumuman bahwa CEO akan merelokasi markas Ripple karena kurangnya kejelasan mengenai regulasi seputar cryptocurrency XRP di AS. Brad Garlinghouse mulai mempertimbangkan keinginannya pindah setelah terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS. Berbicara pada CNN, dia mengatakan perusahaan belum membuat keputussan apapun mengenai masalah tersebut.
Part 2 with @bgarlinghouse CEO @Ripple –
More on regulatory clarity; what it means for #Ripple US customer base & growth, plus what traditional investing says about #crypto asset diversification. $XRP pic.twitter.com/xbju427Fg2
— Julia Chatterley (@jchatterleyCNN) December 2, 2020
“Kami belum menetapkan batas waktu kapan kami akan membuat keputusan” tentang relokasi, katanya.
Selama bertahun-tahun, startup pembayaran, yang terkait erat dengan cryptocurrency XRP, menampilkan dirinya sebagai contoh perilaku yang baik. Pada tahun 2016, misalnya, Ripple adalah perusahaan kedua di industri blockchain yang memperoleh BitLicense dari Negara Bagian New York
Alasan perusahaan untuk mempertimbangkan pindah adalah “frustrasi umum, dan kematangan yurisdiksi lain yang menunjukkan kejelasan peraturan itu,” katanya.
Untuk lebih jelasnya, Ripple belum berkomitmen untuk keluar dari AS secara definitif. Kepemimpinannya mungkin hanya mengguncang dengan harapan memotivasi badan pengatur seperti SEC untuk mengambil tindakan. Tidak menutup kemungkinan bahwa Ripple akan tetap berkantor pusat di AS bahkan jika SEC melanjutkan bisnisnya seperti biasa.
Alderoty mengindikasikan Ripple akan tetap mematuhi peraturan AS dan kemungkinan akan terus berbisnis di negara tersebut.