Bitcoin telah menembus angka $73.800 untuk pertama kalinya sejak 13 Maret, karena pertarungan untuk menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya terus berlanjut.
Bitcoin mencatatkan rekor tertinggi baru di atas $73.800 pada 6 November, saat pasar kripto merespons ketidakpastian terkait hasil pemilihan presiden AS. Di awal sesi perdagangan di New York, Bitcoin menunjukkan penguatan dengan naik lebih dari 3%, mencapai $70.577, didorong oleh meningkatnya volatilitas akibat pemilu AS. Para pedagang dan investor kripto pun bersiap menghadapi fluktuasi harga yang dipicu oleh perkembangan politik di AS.
Selama sebagian besar tahun 2024, para pedagang telah menyatakan pandangan positif mengenai potensi harga Bitcon jika kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump memenangkan pemilu, dan sepanjang tahun, kandidat Partai Republik dan Demokrat telah mengembangkan pandangan kebijakan mereka tentang regulasi dalam industri mata uang kripto.
Pada tanggal 5 November, analis Bitcoin Tuur Demeester menyatakan bahwa berita pemilu yang mendukung Trump juga telah dihubungkan dengan kenaikan harga Bitcoin.
Apakah kenaikan Bitcoin berkorelasi dengan meningkatnya peluang Trump?
Harga Bitcoin tampaknya bergerak seiring dengan meningkatnya peluang Trump di pasar prediksi terdesentralisasi seperti Polymarket. Pada 5 November, Bitcoin kembali melonjak di atas $70.000 seiring dengan meningkatnya prediksi kemenangan Trump yang melampaui 60%. Di sisi lain, peluang Kamala Harris, yang menjadi kandidat kuat dari Partai Demokrat, turun di bawah 39%.
Fenomena ini menunjukkan keterkaitan unik antara pasar kripto dan dinamika politik AS, khususnya terkait kebijakan ekonomi dan sikap pro-pertumbuhan yang selama ini diasosiasikan dengan Trump. Para investor tampaknya berspekulasi bahwa kepemimpinan yang lebih ramah terhadap kebijakan ekonomi ekspansif dapat menciptakan kondisi positif bagi aset kripto, termasuk Bitcoin. Hal ini semakin diperkuat oleh pasar prediksi seperti Polymarket, yang menjadi barometer sentimen politik terdesentralisasi, menunjukkan bahwa spekulasi di pasar kripto juga dipengaruhi oleh perkembangan politik secara langsung.
Sumber: Polymarket Baca juga: OpenAI Berdiskusi dengan Regulator untuk Menjadi Perusahaan Berbasis Keuntungan
Volatilitas harga Bitcoin diperkirakan akan tetap ada setelah pemilu AS
Meskipun mencapai titik tertinggi sepanjang masa, para pedagang memperkirakan harga Bitcoin akan tetap fluktuatif dan perubahan posisi pelaku pasar mencerminkan sentimen ini.
Pada tanggal 4 November, terjadi hari langka dengan arus keluar yang kuat dari ETF Bitcoin Spot. Total arus keluar mencapai $541,1 juta karena Fidelity, ArkInvest, Bitwise, Grayscale dan GBTC mengalami penjualan. Sementara itu, IBIT milik BlackRock mengalami arus masuk sebesar $38,3 juta.
Di tengah volatilitas pasar yang meningkat, terlihat serangkaian langkah perlindungan yang diambil di pasar opsi Bitcoin, mencerminkan kekhawatiran investor terkait potensi pergerakan ekstrem akibat ketidakpastian politik. Tony Stewart, pendiri Pelion Capital, membahas fenomena ini secara rinci, menjelaskan bahwa para pelaku pasar menggunakan opsi sebagai strategi lindung nilai untuk mengantisipasi berbagai skenario pasca-pemilu.
Menurut Stewart, peningkatan permintaan untuk kontrak opsi call dan put yang out-of-the-money menunjukkan bahwa investor bersiap menghadapi skenario volatilitas tinggi di kedua arah. Opsi put dipilih untuk melindungi dari risiko penurunan mendadak, sementara opsi call digunakan untuk menangkap potensi lonjakan harga, seiring dengan spekulasi bahwa kemenangan Trump dapat menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi aset kripto.
Stewart juga mencatat adanya perubahan besar dalam implied volatility (IV) di pasar opsi Bitcoin. Implied volatility yang meningkat menunjukkan ekspektasi bahwa harga Bitcoin bisa bergerak signifikan dalam waktu dekat. Langkah-langkah ini menggambarkan bagaimana investor kripto tidak hanya bereaksi terhadap sentimen harga langsung, tetapi juga menggunakan alat derivatif untuk melindungi posisi mereka atau memanfaatkan volatilitas dalam menghadapi situasi geopolitik yang berpotensi mempengaruhi harga aset.
Kesimpulan Cryptoiz
Bitcoin kembali menembus rekor tertinggi di atas $73.800 pada 6 November, dipicu oleh ketidakpastian dan volatilitas yang berkaitan dengan hasil pemilihan presiden AS. Penguatan Bitcoin di tengah prospek kemenangan Donald Trump mencerminkan harapan investor bahwa kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan dapat mendukung aset kripto. Kenaikan ini juga sejalan dengan meningkatnya peluang Trump di pasar prediksi seperti Polymarket, yang menjadi indikator sentimen para trader.
Selain harga spot, investor juga mengambil langkah-langkah perlindungan di pasar derivatif, seperti opsi Bitcoin, untuk mengantisipasi fluktuasi besar. Tony Stewart dari Pelion Capital menjelaskan bahwa kontrak call dan put out-of-the-money menunjukkan kesiapan investor menghadapi skenario harga yang ekstrem. Peningkatan implied volatility (IV) lebih lanjut memperlihatkan ekspektasi pergerakan harga yang tajam di masa depan. Dengan ketidakpastian pasca-pemilu dan tingginya arus keluar dari ETF Bitcoin Spot, volatilitas harga Bitcoin diperkirakan tetap tinggi dalam jangka pendek, yang membuka peluang sekaligus risiko bagi investor kripto.