Hallo cryptoiz indonesia , kami akan membahasas indikator karena masih banyak para trader pemula hanya mengandalkan felling dan asal tebak dalam melakukan trading.
Dalam trading apapun, kita diajari untuk “membeli saat harga murah” dan “menjual saat harga mahal”. Namun, bagaimana caranya agar kita dapat mengidentifikasi tingkat harga paling mahal dan paling murah itu? Salah satu indikator teknikal yang dapat digunakan dengan mudah adalah indikator CCI (Commodity Channel Index).
Indikator (Commodity Channel Index) dikembangkan oleh Donald Lambert dan pertama kali dirilis pada tahun 1980. Fungsinya sebagai indikator multiguna yang dapat mengukur penyimpangan harga saat ini jika dibandingkan dengan nilai harga rata-rata suatu komoditas. Karenanya, trader bisa menggunakannya untuk mendeteksi permulaan tren dan posisi harga ekstrim, baik ekstrim karena terlalu mahal karena jenuh beli (overbought), ataupun terlalu murah karena jenuh jual (oversold).
Baca Juga : Cara Trading Pakai Indikator Parabolic SAR
Indikator (Commodity Channel Index) amat mudah digunakan dan biasanya sudah termuat dalam semua platform trading, termasuk TradingView
- Open posisi buy ketika CCI naik dari 0.0 ke arah +100 (trend up)
- Open posisi sell ketika CCI turun dari 0.0 ke arah -100 (trend down)
- Open posisi buy jika indikator CCI jatuh ke bawah garis -100 (oversold)
- Open posisi sell jika indikator CCI naik hingga melampaui garis +100 (overbought)
Contohnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: