Australia secara signifikan meningkatkan jumlah ATM mata uang kripto, menjadikannya yang terbesar ketiga di seluruh dunia.
Laporan Bloomberg baru-baru ini menunjukkan bahwa Australia tengah menyaksikan lonjakan luar biasa dalam jumlah mesin ATM mata uang kripto, menjadikannya salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat untuk kios-kios ini di seluruh dunia.
Hanya dalam kurun waktu dua tahun, jumlah ATM kripto di negara ini telah meroket dari hanya 73 menjadi hampir 1.200. Pertumbuhan ini telah menimbulkan perdebatan mengenai permintaan akan layanan tersebut dan potensi risikonya.
ATM Kripto memungkinkan pengguna untuk menyetor uang tunai untuk menerima aset digital di dompet mereka atau menarik mata uang fisik dari penjualan token. Sementara Amerika Serikat tetap menjadi pasar terbesar dengan sekitar 32.000 mesin, disusul Kanada dengan sekitar 3.000, Australia dengan cepat naik ke posisi ketiga.
Sumber: bloomberg
Ekspansi Didorong oleh Operator Amerika Utara: Apa yang Terjadi di Australia?
Operator mengklaim bahwa ATM ini menawarkan inklusi keuangan yang lebih besar dengan menyediakan akses mudah ke mata uang digital, pandangan yang didukung oleh pertumbuhan pesat dalam jumlah mesin.
Namun, perluasan ini menimbulkan kontroversi. Para kritikus berpendapat bahwa maraknya ATM kripto meningkatkan risiko pencucian uang dan penipuan. Angela Ang, penasihat kebijakan senior di perusahaan intelijen blockchain TRM Labs, mencatat bahwa otoritas Australia telah mengidentifikasi ATM kripto sebagai kerentanan pencucian uang.
TRM Labs melaporkan bahwa industri konversi uang tunai ke kripto telah memproses setidaknya $160 juta dalam transaksi ilegal secara global sejak 2019. Sementara itu, Chainalysis Inc. memperkirakan bahwa Australia sendiri mengalami sekitar $223 juta dalam aktivitas aset digital ilegal dari tahun 2022 hingga 2023.
Menurut laporan terkini , penipu makin banyak menggunakan ATM dan kios kripto dalam skema mereka. Mereka mengarahkan korban untuk menyetor uang tunai ke mesin ini, yang kemudian mengubah uang tersebut menjadi mata uang digital dan memungkinkan transfer cepat yang tidak dapat dilacak, sering kali ke rekening di luar negeri.
Baca Juga: ATM Crypto Meroket Menuju Puncak Tertinggi
Kasus terbaru juga mencatat bahwa seorang korban ditipu untuk menyetorkan hampir $5.000 ke ATM Bitcoin, dan penipu meminta kartu hadiah untuk melunasi utang yang direkayasa. Insiden semacam itu semakin umum terjadi, terutama di kalangan lansia, dengan lebih dari 2.000 pengaduan diajukan pada tahun 2023 saja.
Bahkan beberapa bank besar Australia telah memberlakukan pembatasan transaksi dengan bursa aset digital karena kekhawatiran terhadap penipuan.
Khususnya, sebagian besar pertumbuhan pasar ATM kripto Australia didorong oleh penyedia Amerika Utara yang memperluas jejak mereka di luar negeri.
Perusahaan seperti Bitcoin Depot Inc., perusahaan yang berpusat di AS, sedang bersiap untuk memasang lebih dari 200 kios tambahan di seluruh Australia, sambil menunggu lampu hijau dari regulator.
Faktor lokal juga berkontribusi terhadap munculnya ATM kripto di Australia. Kegemaran bertaruh ini meluas ke pasar mata uang kripto, di mana spekulasi pada koin digital telah menarik minat yang signifikan.
Masa Depan ATM Kripto di Australia dan Seluruh Dunia
Perkembangan pesat ATM kripto telah menarik perhatian regulator Australia, menyeimbangkan kebutuhan akan inovasi dalam keuangan digital dengan kekhawatiran atas aktivitas terlarang. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Australia (AUSTRAC) mewajibkan semua penyedia pertukaran mata uang digital mendaftar ke lembaga tersebut agar dapat beroperasi secara legal di negara tersebut.
Sementara itu, Kantor Pajak Australia telah memprioritaskan penanganan kejahatan keuangan berbasis teknologi, khususnya sebagai tanggapan atas kekhawatiran tentang penggunaan ATM untuk pencucian uang.
Laporan terkini juga menunjukkan bahwa Inggris telah mengajukan tuntutan pertamanya terkait dengan operasi ATM kripto, mendakwa Habibur Rahman dengan menjalankan ATM kripto yang tidak terdaftar dan melakukan pencucian uang sebesar £300.000 ($395.000).
Kasus ini menyusul penggerebekan polisi pada tahun 2023 di sebuah toko elektronik, tempat sejumlah ATM disita. Otoritas Perilaku Keuangan (FCA) melarang ATM kripto pada tahun 2022, sehingga keberadaannya di negara tersebut tidak ada lagi.
Kasus Rahman merupakan bagian dari upaya global yang lebih luas untuk mengatur industri konversi uang tunai ke kripto, yang telah memproses sedikitnya $160 juta dalam transaksi terlarang sejak 2019.
Baca Juga: 2.564 ATM Kripto Baru Telah Dipasang di Seluruh Dunia pada 2024