Kurang dari dua tahun setelah peluncuran, OKEx Korea telah memutuskan untuk menghentikan layanannya kepada pelanggan yang berbasis di Korea Selatan. Meski perusahaan gagal menjelaskan alasannya, penutupan itu dilakukan di tengah peraturan baru yang diberlakukan oleh Korea Selatan terhadap bursa.
Sebelumnya, OKEx Korea menerbitkan pemberitahuan penghentian yang menginformasikan bahwa pertukaran cryptocurrency akan menutup layanannya untuk semua pengguna yang berbasis di Korea Selatan.
Pernyataan tersebut berbunyi bahwa pelanggan memiliki waktu hingga 7 April untuk menutup semua posisi perdagangan terbuka mereka dan menarik dana mereka baik dalam KRW atau aset digital.
Jika mereka gagal melakukannya, “OKEx Korea tidak akan bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari kegagalan penarikan oleh pelanggan.”
Perlu dicatat bahwa penarikan yang dicoba harus di atas jumlah dan biaya penarikan minimum, jika tidak maka tidak akan berhasil.
Di bawah Undang-Undang Laporan Transaksi Keuangan yang direvisi, penyedia layanan aset virtual (VASP) harus menjalani inspeksi kepatuhan dan memverifikasi identitas pelanggan – sesuatu yang menurut bursa tidak mau dilakukan dalam kasus ini, menurut laporan itu.
Undang-undang tersebut juga menetapkan bahwa penyedia diwajibkan untuk mengajukan laporan transaksi yang mencurigakan ke Korea Financial Intelligence Unit dan bertanggung jawab kepada Financial Services Commission (FCS).
Undang-undang baru memberikan masa tenggang enam bulan bagi perusahaan yang terlibat dalam layanan yang terkait dengan cryptocurrency.
Sebelum penutupan yang disebutkan di atas, Binance Korea juga ditutup pada akhir Desember setelah ditayangkan hanya beberapa bulan.
