Ketika salah satu pendiri dan Ketua Eksekutif Ripple, Chris Larsen mengancam akan pindah dari Amerika Serikat karena sikap anakronistik pemerintah federal terhadap regulasi cryptocurrency.
Selama wawancara virtual dengan Fortune di LA Blockchain Summit. Salah satu pendiri Ripple menambahkan bahwa AS jauh tertinggal dalam permainan regulasi cryptocurrency dibandingkan dengan rekan-rekannya. Sampai ia benar-benar berisiko kehilangan keunggulan inovasi keuangannya ke China.
Melanjutkan komentarnya, Larsen mengatakan bahwa Inggris dan Singapura adalah tujuan yang paling memungkinkan bagi perusahaan untuk direlokasi jika pindah ke luar negeri.
Namun, kemarin, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg , CEO Ripple Brad Garlinghouse juga menambahkan negara Jepang dan Uni Emirat Arab ke dalam daftar opsi Asia. Ia menjelaskan alasan untuk mengapa menambah list 3 negara itu :
“Persamaan yang sama di antara mereka semua adalah bahwa pemerintah mereka telah menciptakan kejelasan tentang bagaimana mereka akan mengatur aset digital yang berbeda, mata uang kripto yang berbeda.”
Pindah dari AS lebih merupakan suatu keharusan daripada keinginan, Tuan Garlinghouse menjelaskan. Ripple akan terus beroperasi dari wilayah asalnya jika skenario regulasi cryptocurrency tidak bersifat koloid (sifat khas yang berbeda dengan sifat sistem-sistem dispersi lainnya).