Pemegang ETH jangka panjang telah membuktikan bahwa mereka memiliki tangan berlian yang lebih unggul dibandingkan Bitcoiner sepanjang tahun 2024.
Jumlah pemegang jangka panjang Ether terus menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun 2024, sementara jumlah pemegang Bitcoin mengalami penurunan dalam kurun waktu yang sama. Tren ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap ETH, terutama menjelang tahun baru.
Dalam sebuah postingan di platform X pada 30 Desember, IntoTheBlock mengungkapkan data terbaru yang menunjukkan peningkatan persentase pemegang Ether jangka panjang. Pada Januari 2024, jumlah pemegang yang menyimpan token mereka untuk jangka panjang berada di angka 59%. Angka ini melonjak hingga mencapai 75% di akhir tahun, menggambarkan antusiasme dan keyakinan yang terus tumbuh terhadap ekosistem Ethereum.
Sebaliknya, Bitcoin mengalami tren sebaliknya, dengan jumlah pemegang jangka panjang yang dilaporkan menurun selama setahun terakhir. Perubahan ini dapat mencerminkan pergeseran minat investor menuju blockchain yang menawarkan fitur seperti smart contracts dan DeFi, yang menjadi keunggulan utama Ethereum.
Sumber: IntoTheBlock
Baca juga: Perusahaan Teknologi AS KULR Borong Bitcoin Senilai Rp342 Miliar
Sementara itu, jumlah pemegang Bitcoin jangka panjang mengalami penurunan stabil selama tahun 2024. Proporsi pemegang Bitcoin yang menyimpan asetnya lebih dari satu tahun turun dari sekitar 70% menjadi 62%.
Hingga 30 Desember, data menunjukkan bahwa proporsi pemegang Bitcoin jangka panjang berada di angka 62,31%, sementara Ethereum menunjukkan kinerja yang lebih kuat dengan 75,06% pemegangnya termasuk dalam kategori jangka panjang.
IntoTheBlock mendefinisikan pemegang jangka panjang sebagai individu atau entitas yang memegang suatu aset selama lebih dari satu tahun. Penurunan angka ini untuk Bitcoin menandakan adanya pergeseran dalam pola kepemilikan, yang mungkin mencerminkan perubahan sentimen atau strategi investor terhadap mata uang kripto terbesar di dunia ini.
Sebaliknya, meningkatnya proporsi pemegang jangka panjang Ethereum menunjukkan kepercayaan yang semakin tinggi terhadap aset ini. Tren ini dianggap sebagai indikasi positif menjelang tahun 2025, dengan Ethereum terus memperkuat posisinya sebagai blockchain pilihan utama berkat kapabilitasnya dalam mendukung smart contracts, DeFi, dan aplikasi berbasis Web3.
Dalam postingannya pada tanggal 17 Desember di X, analis teknis Ger Van Lagen mengatakan harga Bitcoin melonjak, dengan BTC kemudian turun dari titik tertinggi sepanjang masa di $106.000 ke $93.000 antara tanggal 16 Desember hingga saat ini.
Van Lagen menduga bahwa penurunan jumlah pemegang Bitcoin jangka panjang sebagian besar disebabkan oleh aksi ambil untung yang dilakukan selama periode euforia pasar. Meski demikian, ia tetap optimis terhadap prospek Bitcoin, bahkan memprediksi bahwa harga BTC dapat melampaui $200.000 dalam waktu dekat.
Sementara itu, dalam perkembangan lain, arus masuk ke ETF spot Ether menunjukkan pertumbuhan signifikan. Pada bulan Desember, arus masuk bersih kumulatif mencapai $2,1 miliar, naik dua kali lipat dari $1 miliar yang tercatat pada bulan November. Hal ini mencerminkan minat investor yang meningkat terhadap ETH sebagai aset strategis.
Beberapa pakar industri percaya bahwa kondisi saat ini, termasuk kebijakan ekonomi global dan reformasi regulasi, memberikan peluang besar bagi Ethereum untuk tumbuh. Mereka menyebut sejumlah faktor bullish menuju tahun 2025, seperti berakhirnya “nihilisme finansial”, reformasi signifikan di SEC, penambahan fitur staking pada ETF Ether, dan peningkatan pengawasan regulasi oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
Dengan kombinasi sentimen pasar yang positif, dukungan institusional, dan pengembangan teknologi yang berkelanjutan, Ethereum diperkirakan akan terus menarik perhatian investor sebagai salah satu aset kripto utama di pasar global.
Kesimpulan Cryptoiz
Tahun 2024 menjadi momen penting bagi Ethereum, di mana jumlah pemegang jangka panjang ETH menunjukkan peningkatan signifikan, naik dari 59% di awal tahun menjadi 75% pada Desember. Tren ini menunjukkan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap ekosistem Ethereum, didukung oleh fitur inovatif seperti smart contracts dan DeFi.
Sebaliknya, Bitcoin mengalami penurunan jumlah pemegang jangka panjang, turun dari 70% menjadi 62% dalam periode yang sama, kemungkinan akibat aksi ambil untung selama euforia pasar. Meski begitu, optimisme terhadap BTC tetap ada, dengan prediksi harga dapat melampaui $200.000.
Faktor bullish untuk Ethereum juga didukung oleh pertumbuhan arus masuk ke ETF spot Ether, yang mencapai $2,1 miliar pada Desember, dan perkembangan positif dalam regulasi global. Dengan dukungan institusional, teknologi yang terus berkembang, dan kepercayaan pasar yang meningkat, Ethereum diprediksi akan terus menguat menuju tahun 2025 sebagai aset kripto unggulan.