Investasi di kripto dan saham merupakan dua bentuk investasi yang populer, tetapi memiliki karakteristik dan dinamika yang berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:
1. Volatilitas Harga
Pasar kripto dikenal dengan volatilitas yang sangat tinggi. Harga aset kripto bisa berubah drastis dalam waktu singkat karena didorong oleh permintaan dan penawaran murni tanpa banyak regulasi yang memengaruhi harga (MoneyDuck) (Tokocrypto News). Sementara itu, harga saham juga bisa fluktuatif tetapi cenderung lebih stabil karena dipengaruhi oleh kinerja perusahaan, regulasi, dan faktor ekonomi lainnya (INDODAX).
2. Waktu Perdagangan
Pasar kripto beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu, yang memberikan fleksibilitas waktu bagi investor untuk berdagang kapan saja (INDODAX). Sebaliknya, pasar saham memiliki jam operasional terbatas, biasanya hanya buka pada hari kerja dari pukul 09.00 hingga 16.00, tergantung zona waktu dan negara (Tokocrypto News).
3. Regulasi dan Keamanan
Saham diatur secara ketat oleh otoritas keuangan di berbagai negara seperti OJK di Indonesia, yang memberikan perlindungan kepada investor dari penyalahgunaan dan pelanggaran (Tokocrypto News). Sementara itu, meskipun beberapa platform kripto juga mulai diatur, banyak pasar kripto yang masih kurang diawasi, sehingga risiko penipuan dan kehilangan aset lebih tinggi jika terjadi masalah pada platform perdagangan (MoneyDuck) (INDODAX).
4. Akses dan Likuiditas
Investasi di saham biasanya memerlukan pembukaan rekening di perusahaan sekuritas dan melalui proses verifikasi yang ketat (cermati) (INDODAX). Di sisi lain, investasi di kripto lebih mudah diakses karena hanya memerlukan koneksi internet dan pendaftaran di bursa kripto, meskipun tetap harus melalui beberapa proses verifikasi untuk keamanan (Tokocrypto News).
5. Biaya Transaksi
Biaya transaksi di pasar saham seringkali lebih tinggi dibandingkan dengan pasar kripto. Investasi saham melibatkan biaya broker, pajak, dan biaya lain seperti bea materai, sedangkan perdagangan kripto umumnya hanya membutuhkan “gas fee” yang lebih rendah (MoneyDuck) (INDODAX).
6. Potensi Keuntungan dan Risiko
Investasi kripto menawarkan potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka pendek karena volatilitasnya, namun juga membawa risiko kerugian besar (Tokocrypto News). Saham, di sisi lain, lebih cocok untuk investasi jangka panjang dengan potensi keuntungan yang lebih stabil dan dividen yang bisa diperoleh dari perusahaan yang untung (cermati) (MoneyDuck).
7. Regulasi Syariah
Dari perspektif syariah, investasi saham di Indonesia dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan adanya fatwa khusus yang mengatur tentang saham sesuai syariat Islam. Sebaliknya, investasi di kripto sering kali dinilai mengandung unsur spekulasi (gharar) dan dianggap haram oleh MUI (cermati).
Dengan memahami perbedaan-perbedaan ini, investor dapat menentukan jenis investasi yang paling sesuai dengan tujuan keuangan, toleransi risiko, dan preferensi pribadi mereka. Diversifikasi portofolio dengan menggabungkan kedua jenis aset ini juga bisa menjadi strategi yang bijak untuk memaksimalkan keuntungan sambil mengelola risiko.