Short term trading vs long term trading, mana yang lebih menguntungkan? Mengapa ada saatnya Anda menjadi long term trader?
Gaya trading seseorang memang bisa berbeda-beda antara satu dan yang lainnya, ada yang lebih cenderung short term trader dan ada pula long term trader. Apa itu short term dan long term trader? Mungkin beberapa dari Anda masih awam dengan istilah ini. Tidak masalah, mari kita mengupasnya secara lengkap pada artikel ini.
Short term trader adalah trader jangka pendek menggunakan time frame singkat, antara time frame 1 menit hingga 1 hari, sehingga profit atau loss bisa diketahui segera. Sedangkan untuk long term trader adalah trader jangka panjang yang menggunakan time frame lebih dari satu hari, mulai dari mingguan bahkan bulanan, sehingga profit yang diperoleh tidak didapatkan seketika itu juga.
Short Term Vs Long Term Trading
Banyak orang percaya bahwa long term trading dapat membawa kita lebih sukses daripada menggunakan time frame kecil saat trading. Namun, kebanyakan trader terutama pemula akan lebih cenderung bermain dalam short term dan scalping, karena tidak membutuhkan waktu lama seperti long term trader.
Padahal jika benar-benar melihat chart, trend yang diciptakan oleh time frame kecil pada short term trading merupakan trend harga sementara. Padahal, time frame long term bisa menunjukkan trend harga yang lebih terlihat jelas. Inilah sebabnya, banyak trader profesional lebih memilih strategi long term.
Pullback (4H) VS Downtrend Continuation (Weekly)
Sebagai contoh bagaimana “Short Term Mindset” bisa memberikan masalah besar, mari kita lihat pada EUR/USD berikut. Pada grafik 4HR EUR/USD di bawah, trader akan melihat seperti ini:
Dalam grafik di atas, Anda melihat bahwa ada banyak momentum bullish bergerak menuju puncak yang semakin tinggi. Dari perspektif ini, tampak jika semua setup trading berdasarkan perspektif bullish continuation akan menjadi entry yang hebat. Namun dalam pandangan long term, ceritanya justru berbeda:
Chart weekly menunjukkan bahwa EUR/USD masih dalam Downtrend secara jangka panjang. Artinya, reli bullish pada grafik 4H hanyalah sekedar pullback. Jika kita bergerak sedikit di time frame 4-jam tersebut, Anda dapat melihat pantulan bearish dari level resistance. Bagi short term trader, maka hal ini akan dilihat sebagai peluang buy dari pullback.
Apa yang short term trader mungkin tidak sadari adalah, bahwa ini bukanlah pullback, melainkan kelanjutan dari Downtrend jangka panjang. Buktinya, harga terus bergerak turun hingga 2 minggu setelahnya! Bagi trader jangka pendek, ini tampak seperti sebuah reversal besar tak terduga. Sedangkan bagi trader long term, ini merupakan kelanjutan trend yang sudah diharapkan sesuai flow market. Tampak seperti inilah pada pandangan weekly:
Kesimpulan
Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk memiliki perspektif long term dari market. Banyak yang menyimpulkan bahwa hanya dengan melihat time frame 4H-1D sudah cukup untuk memiliki pandangan long term trader. Padahal, mereka justru mengabaikan time frame long term yang sebenarnya. Dua bar candle weekly bearish saja akan menghancurkan para trader yang mencoba untuk mengambil posisi long pada pandangan short term.
Satu catatan penting tentang strategi ini: Anda harus disiplin dengan menerapkan money management yang baik, dan menggunakan analisa fundamental sebagai landasan pengambilan keputusan.
Strategi trading adalah sepenuhnya pilihan masing-masing pribadi, apakah memilih gaya short term atau long term. Artikel ini hanyalah sebatas referensi saja, jika Anda sudah nyaman menjadi short term trader, maka bisa melanjutkannya. Namun jika dirasa Anda ingin mencoba gaya trading baru, maka bisa menggunakan strategi long term seperti yang dilakukan oleh kebanyakan trader profesional.