Tuntutan perdata terhadap penyedia telekomunikasi seperti AT&T menjadi hal yang biasa karena jumlah skandal peretasan SIM swap meningkat.
Pada 11 Juni, terungkap bahwa warga California Richard Yuan Li telah dituduh berkonspirasi untuk melakukan penipuan. Dalam perannya di sejumlah serangan pertukaran SIM yang menargetkan setidaknya 20 orang. Tidak hanya itu, dia juga berusaha memeras 100 Bitcoin ( BTC ) dari dokter yang tidak dikenal dengan imbalan menjaga informasi pribadi dan sensitif mereka agar tidak dirilis secara online.
Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, serangan swap SIM telah melihat lonjakan yang dramatis. Pada Mei 2018, investor crypto Michael Terpin menjadi korban serangan swap SIM. Senilai $ 23,8 juta yang dilakukan oleh Ellis Pinsky dari Irvington, New York yang berusia 18 tahun.
Berbicara tentang betapa mudahnya bagi pelaku kejahatan untuk melakukan serangan pertukaran SIM, Mark Herschberg, seorang instruktur di Massachusetts Institute of Technology serta kepala petugas teknologi perusahaan cybersecurity Averon, mengatakan bahwa ketika memulai serangan seperti itu tentu tidak mudah. , jika dompet memiliki nilai yang cukup di dalamnya maka akan dibur para peretas, “Penyerang sangat efisien dalam menemukan upaya optimal untuk meng-hack.”
Yang harus dipahami adalah bahwa untuk mencegah serangan pertukaran SIM, pengguna ponsel perlu mengerti secara teknis dan mengadopsi protokol privasi. Seperti ” otentikasi 2FA offline” yang dapat memungkinkan pengguna untuk melakukan pemeriksaan verifikasi. Alternatif yang lebih baik bisa menggunakan kunci keamanan fisik, yang tidak mungkin bagi pelanggar untuk mendapatkan akses ke data pribadi individu.
