Beberapa hari belakangan ini, gempar sebuah forum dari seseorang yang membagikan kritik terhadap adopsi Bitcoin di El Savador. Postingan itu ramai karena terdapat beberapa informasi yang tidak banyak orang tahu tentang Bukele.
Disebutkan bahwa Nayib Bukele adalah seorang presiden di negara yang demokratis, namun ia malah meng-claim dirinya sebagai diktator dan ia menuliskan predikat itu di bio Twitternya. Selain itu, entah valid atau tidak kebenarannya, namun seseorang yang membahas opini tak populernya terhadap Bukele tersebut juga membagikan hal lain tentang Bukele, ia mengatakan bahwa presiden El Savador itu menyerang Majelis Legislatif dengan pasukan bersenjata dan mengancam rekan-rekannya hanya karena mereka meminta rincian detil uang yang akan dihabiskan untuk RUU. Ia juga disebutkan mengganti hakim Mahkamah Agung dengan orang kepercayaannya.
Meskipun penulis di forum itu menyebutkan bahwa opininya tidak populer, namun salah satu akun yang disebut-sebut milik Vitalik memberikan komentar di forum tersebut dan menyebutkan bahwa walau Bukele menerima banyak pujian berkat langkahnya dengan Bitcoin itu, opini tersebut tidaklah hanya dimiliki oleh satu orang saja. Karena banyak yang beropini sama, termasuk Vitalik sendiri.
Vitalik berpendapat bahwa langkah adopsi Bitcoin di El Savador bukanlah langkah dengan persiapan matang. Bukele terkesan seperti mendorong jutaan orang untuk menggunakan BTC sebagai alat pembayaran namun hampir tidak ada upaya pendidikan sebelumnya. Pendiri Ethereum itu bahkan meng-claim tindakan Bukele itu sebagai tindakan yang sembrono.
Bitcoin pada dasarnya merupakan mata uang digital yang berdiri di sistem yang terdesentralisasi. Artinya mata uang digital tidak dikendalikan oleh satu orang, satu kelompok, atau entitas. Namun sikap politik Bukele justru berlawanan dengan konsep cryptocurrency. Sikap tersebut juga disebut akan berdampak pada persepsi banyak orang terhadap kripto dan komunitasnya.