Binance Live – We live everyday, dont forget follow us Click Here

BonkBot Luncurkan Teknologi Terbaru Amankan Crypto Tanpa Ribet dengan Sistem Non-Kustodial

OpenAI Berdiskusi dengan Regulator untuk Menjadi Perusahaan Berbasis Keuntungan

OpenAI, perusahaan AI yang mengembangkan ChatGPT, dilaporkan sedang dalam tahap awal pembicaraan dengan regulator di California dan Delaware untuk mengubah struktur bisnisnya menjadi perusahaan nirlaba. Langkah ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investor, meskipun mereka tetap berencana mempertahankan cabang nirlaba yang fokus pada misi utama mereka, yaitu mengembangkan AI yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan valuasi perusahaan yang mencapai $157 miliar, perubahan ini tidak lepas dari tantangan besar, terutama dalam menilai nilai aset intelektual yang dimiliki OpenAI, seperti model chatbot yang saat ini sangat menguntungkan. Dalam undang-undang California, nilai dari aset nirlaba biasanya harus dialokasikan untuk tujuan amal, sehingga proses restrukturisasi ini bisa memakan waktu cukup lama dan memerlukan persetujuan yang ketat.

Rencana ini juga mengundang pertanyaan seputar komitmen awal OpenAI untuk mengembangkan AI yang aman dan terbuka bagi publik. Bahkan, Elon Musk, salah satu pendiri awal OpenAI, sempat mempertanyakan transisi perusahaan menuju keuntungan yang lebih besar dan pengaruh Microsoft yang semakin kuat di dalamnya. Pada tahun 2023, Musk mengungkapkan kekhawatirannya bahwa OpenAI telah menyimpang dari misinya sebagai “penyeimbang” Google, dengan beralih dari model sumber terbuka menjadi lebih tertutup dan fokus pada keuntungan.

Baca juga : Open AI Announces New ChatGPT App for iOS

Meskipun begitu, Ketua Dewan Nirlaba OpenAI, Bret Taylor, menegaskan bahwa entitas nirlaba tetap akan menjadi bagian dari OpenAI. Ia memastikan bahwa restrukturisasi ini, jika terlaksana, akan memungkinkan cabang nirlaba tetap berkembang dan mendapatkan nilai penuh atas kepemilikannya di OpenAI, sekaligus memastikan tujuan amalnya tetap terjaga.

Juru bicara dari kantor Jaksa Agung California juga mengonfirmasi bahwa mereka berkomitmen untuk memastikan aset amal perusahaan tetap terlindungi dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Sumber: OpenAI

Baca juga : Apa itu Chat GPT dan Open AI? Ini Penjelasan dan Manfaatnya

Pada tahun 2019, OpenAI membentuk anak perusahaan dengan struktur yang berorientasi pada laba terbatas, bertujuan untuk mendanai biaya besar yang diperlukan dalam pengembangan model AI. Namun, keputusan ini memicu dinamika yang cukup menantang. Salah satunya adalah ketegangan di dalam dewan nirlaba yang harus menyeimbangkan antara keamanan pengembangan AI dan tuntutan pasar untuk mengomersialisasikannya.

Situasi sempat memanas, terutama setelah terjadinya pergantian mendadak posisi CEO yang dipegang oleh Sam Altman, yang sempat dipecat dan kemudian dipekerjakan kembali. Ketegangan ini mencerminkan tantangan internal OpenAI dalam menjaga komitmen etis dan keamanan sekaligus memenuhi kebutuhan bisnis.

Pada 23 Oktober, Miles Brundage, seorang peneliti keamanan AI yang telah lama berkontribusi di OpenAI, mengundurkan diri. Ia menyatakan keinginannya untuk mendirikan organisasi nirlaba atau bergabung dengan organisasi yang sudah ada, untuk fokus pada penelitian dan advokasi kebijakan yang berkaitan dengan keamanan dan etika AI.

Laporan yang muncul pada awal Oktober juga mengindikasikan bahwa OpenAI menghadapi tantangan keuangan besar ke depan. Meski pendapatan perusahaan diproyeksikan mencapai $100 miliar, laba baru mungkin akan terlihat sekitar tahun 2029, sementara mereka diperkirakan akan mengalami kerugian sekitar $5 miliar pada tahun 2024.

Ikuti Cryptoiz Telegram group | Telegram Channel | Twitter/X

Penafian : Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisa sebelum membeli dan menjual Crypto. cryptoizresearch.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Related News