Jasad yang ditemukan di sebuah taman di Montreal, Kanada, akhirnya teridentifikasi sebagai Kevin Mirshahi, seorang influencer kripto yang sempat dilaporkan hilang.
Dilansir dari Montreal Gazette, polisi setempat mengungkapkan bahwa jasad yang ditemukan di taman Île-de-la-Visitation pada 30 Oktober adalah Mirshahi. Identifikasi dilakukan melalui proses otopsi.
Mirshahi, yang berusia 25 tahun, dinyatakan hilang sejak dirinya bersama tiga orang lainnya diculik dari sebuah kondominium di Montreal pada 21 Juni lalu. Beruntung, tiga korban lainnya dua wanita dan satu pria berhasil ditemukan polisi beberapa jam setelah kejadian.
Saat ini, penyelidikan terkait kasus Mirshahi masih berlangsung. Namun, pada Agustus lalu, polisi telah menangkap Joanie Lepage, seorang wanita berusia 32 tahun, yang didakwa atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama terkait kasus ini.
Baca juga : ‘Raja Kripto’ Kanada dan Rekannya Ditangkap, Didakwa Melakukan Penipuan dalam Dugaan Skema Ponzi $30 Juta
Pendiri Crypto Paradise Island
Kehilangan Kevin Mirshahi menjadi sorotan publik, terutama karena keterlibatannya dengan Crypto Paradise Island, sebuah grup investasi pribadi yang ia kelola di Telegram.
Menurut regulator investasi Quebec, Autorité des marchés financiers (AMF), Crypto Paradise Island diduga terlibat dalam praktik manipulasi harga (pump and dump) pada token kripto bernama Marsan ($MRS). Token tersebut diluncurkan pada 14 April 2021 oleh Antoine Marsan dan Bastien Francoeur melalui perusahaan Marsan Exchange. Mirshahi diketahui menerima kompensasi dalam bentuk token untuk mempromosikan proyek tersebut.
Pada awal peluncurannya, token MRS sempat mencapai puncak harga US$5,14 hanya tiga hari setelah dirilis. Namun, nilainya merosot tajam menjadi US$0,39 setelah dua pemegang besar menjual aset mereka. Akibatnya, ribuan investor muda, mayoritas berusia antara 16 hingga 20 tahun, mengalami kerugian besar.
Sejak 2021, AMF telah menyelidiki aktivitas Mirshahi dan perusahaannya. Pada 4 Juli 2024, AMF memperpanjang larangan operasi terhadap Mirshahi, perusahaannya, dan dua individu lainnya. Larangan ini mencakup kegiatan sebagai pialang atau penasihat investasi, promosi investasi di media sosial, serta penggunaan nama AMF dalam materi pemasaran mereka.
Hingga kini, belum ada kejelasan apakah Joanie Lepage tersangka dalam kasus pembunuhan Mirshahi termasuk dalam daftar investor Crypto Paradise Island. Namun, beberapa pengguna media sosial, seperti seorang pengguna bernama Bibi, mengaku menjadi korban penipuan yang melibatkan Mirshahi.
Baca juga : Kanada Denda Binance Rp 70,3 Miliar Terkait Pelanggaran Pencucian Uang
Meningkatnya Kasus Kekerasan Terhadap Influencer Kripto
Kasus ini menambah deretan panjang kekerasan yang menimpa eksekutif dan influencer di industri kripto, yang sering kali dipicu oleh motif pencurian atau upaya untuk merebut kembali dana dalam jumlah besar.
Baru pekan lalu, CEO WonderFi, Dean Skurka, dilaporkan menjadi korban penculikan di Kanada dan dipaksa membayar tebusan sebesar US$1 juta untuk pembebasannya.
Pada bulan Juli, seorang Bitcoiner asal Maroko menjadi korban penculikan di Kyiv, Ukraina, di mana ia dipaksa mentransfer aset kripto senilai UAH7 juta sebelum akhirnya dibunuh melalui aksi kekerasan.