Danish Red Cross telah bermitra dengan sejumlah perusahaan untuk meluncurkan obligasi bencana pertama yang didukung blockchain senilai $ 3 juta untuk bencana terkait gunung berapi.

Jaminan bencana “pertama dari jenisnya” akan memungkinkan Danish Red Cross mengakses dana segera untuk membantu mereka yang membutuhkan jika salah satu dari 10 gunung berapi yang teridentifikasi meletus, menurut laporan Reuters .

Gunung berapi, yang terletak di Kamerun, Chili, Kolombia, Ekuador, Guatemala, Indonesia dan Meksiko, dipilih berdasarkan “ancaman kemanusiaan yang signifikan yang mereka wakili, dengan setidaknya 700.000 individu yang hidup dalam radius 60 mil (100 km) dari potensi letusan, ” lapor  Intelligent Insurer.

Badan amal tersebut bekerja dengan teknologi blockchain dari Replexus, perusahaan asuransi Howden Group dan platform manajemen risiko Mitiga Solutions untuk meluncurkan obligasi, menawarkan kepada investor imbal hasil tinggi yang tidak akan dibayarkan jika bencana terjadi, kata publikasi tersebut.

“Model kami dapat mengantisipasi lintasan awan abu vulkanik menggunakan angin yang berlaku untuk memperkirakan dampaknya dengan lebih baik dan memandu hasil obligasi CAT secara lebih efektif,” kata Alejandro Marti, CEO dan salah satu pendiri Mitiga Solutions.

Dengan menggunakan blockchain pribadi yang dikembangkan oleh Replexus, badan amal akan mengurangi biaya sebesar $ 200.000- $ 400.000 per masalah dibandingkan dengan menggunakan sistem penyelesaian tradisional.

Investor dalam obligasi bencana termasuk Schroder Investment Management, Solidum Partners, dan Plenum Investments.