KPMG memperkirakan bahwa investasi kripto di Singapura tahun ini akan tetap kuat dengan meningkatnya pengawasan peraturan.

Singapura telah melihat peningkatan sepuluh kali lipat dalam investasi terkait kripto di tahun lalu senilai US$1,48 miliar, naik dari US$ 110 juta pada tahun 2020, menurut laporan Pulse of Fintech dari KPMG.

Sesuai penelitian status negara Singapura telah lama diakui sebagai pusat kegiatan cryptocurrency dengan lebih dari US$ 1,48 miliar investasi yang diselesaikan tahun lalu.

KPMG menyarankan bahwa peningkatan tersebut sebagai upaya pemerintah untuk merangsang pasar modal, seperti membangun kerangka kerja perusahaan akuisisi (SPAC).

Dengan tujuan khusus untuk memposisikan negara sebagai lokasi pilihan di mana perusahaan dan unicorn yang tumbuh cepat dapat Go Public.

Tahun ini, regulator meningkatkan upaya mereka untuk mengatur aset digital spekulatif. Bahkan ketika pihak berwenang memberlakukan lebih banyak peraturan, KPMG memperkirakan bahwa investasi kripto Singapura akan tetap kuat tahun ini.

Seperti dilansir Cointelegraph, Bank sentral memerintahkan perusahaan cryptocurrency untuk berhenti mengiklankan layanan mereka kepada masyarakat umum pada awal Januari. Selain itu, sebagian besar perusahaan telah gagal melewati prosedur perizinan untuk izin mengoperasikan bisnis cryptocurrency yang diatur di Singapura.

Menurut laporan KPMG, sebagian besar investasi cryptocurrency dan blockchain tahun lalu difokuskan berdasarkan pada perangkat lunak dan infrastruktur.

Sektor yang baru lahir merupakan sepertiga dari total investasi fintech di Singapura, yang naik menjadi US$3,94 miliar tahun lalu menurut KPMG. KPMG juga menyoroti bahwa investasi fintech Asia-Pasifik mencapai rekor tertinggi US$27,5 miliar pada tahun 2021,

Dengan total pendanaan melebihi US$17.4 miliar pada paruh kedua saja (dibandingkan dengan $11,5 miliar pada tahun 2020). Pada tahun 2021, pendanaan modal ventura naik menjadi US$19,6 miliar dari US$11,5 miliar pada tahun 2020.