Head of Strategy Nanovest, M Yusuf Musa, menyatakan bahwa pertumbuhan harga dan fundamental Ethereum (ETH) mulai menunjukkan perkembangan signifikan sejak wacana mengenai Ethereum Spot ETF mencuat pada Oktober 2023.
Persetujuan dana perdagangan pada ETF Ethereum Spot di Amerika Serikat (AS) oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) menghasilkan lonjakan signifikan terhadap harga berbagai aset kripto, terutama Ethereum (ETH). Ethereum diprediksi akan mencapai level USD 10.000 atau sekitar Rp 150 juta per koin.
Yusuf Musa menjelaskan bahwa pertumbuhan harga dan fundamental Ethereum secara psikologis mulai terlihat sejak wacana Ethereum Spot ETF naik pada Oktober 2023. “Harga ETH naik sebesar 20 persen, dan enam bulan kemudian naik lagi dengan total mencapai 201 persen jika dibandingkan dengan bulan Oktober 2023,” ujar Yusuf.
ETF merupakan channel yang efektif untuk meningkatkan likuiditas sebuah aset. Dalam hal ini, Ethereum (ETH) sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah Bitcoin (BTC) mulai mendapatkan tempat di hati investor besar.
“Dengan masuknya capital in-flow dari investor besar ke ETH, akan berpengaruh pada ekosistem aset kripto yang berada pada jaringan Blockchain Ethereum. Aset kripto Layer-1 seperti MATIC, BNB, dan SOL berpotensi ikut naik seiring dengan disahkannya Ethereum Spot ETF,” kata Musa.
ETF memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam Ethereum tanpa harus langsung membeli dan menyimpan aset digital, yang sering kali dianggap lebih aman dan menarik bagi investor tradisional. Ini bisa meningkatkan permintaan Ethereum secara signifikan, yang pada gilirannya mendorong harga naik.
ETF Ethereum berpotensi mendorong adopsi yang lebih luas dan mengintegrasikan aset kripto ke dalam lanskap keuangan tradisional. Ini mempermudah akses investasi dan meningkatkan keamanan bagi para investor, sehingga semakin memperkokoh posisi Ethereum di pasar aset digital.