Binance baru-baru ini mengumumkan investasi mereka dalam ekosistem kecerdasan buatan (AI) terdesentralisasi, yaitu Sahara AI dan MyShell. Dalam menghadapi perkembangan pesat di bidang AI yang semakin terhubung dengan teknologi blockchain dan aset digital, cabang modal ventura dan inkubator dari bursa kripto Binance, yaitu Binance Labs, memutuskan untuk mendukung perusahaan rintisan yang fokus pada AI ini.
Direktur Investasi Binance Labs, Max Coniglio, memberikan penjelasan terkait alasan di balik investasi terbaru perusahaan dan mengungkapkan mengapa Binance tertarik untuk terjun ke dalam dunia AI.
Pada 14 Agustus, Binance Labs mengumumkan investasi mereka di platform terdesentralisasi Sahara AI. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem AI yang memungkinkan atribusi on-chain di seluruh siklus pengembangan AI, memberikan insentif kepada peserta atas infrastruktur yang mereka operasikan, serta membangun agen otonom, di antara banyak tujuan lainnya.
Selain itu, pada 15 Agustus, Binance Labs juga mengumumkan investasi mereka di ekosistem AI terdesentralisasi lainnya yang bernama MyShell. Platform ini memungkinkan pengguna untuk membangun dan berbagi aplikasi AI mereka sendiri.
Aplikasi Terdesentralisasi Berbasis AI
Baca juga : Binance Berkomitmen Tingkatkan Tenaga Kepatuhan di Tahun 2024
Coniglio menyampaikan bahwa salah satu tujuan utama dari investasi ini adalah untuk mendorong pengembangan aplikasi terdesentralisasi (DApps) yang didukung oleh teknologi AI.
Pihak Binance Labs percaya bahwa AI dan blockchain akan berkembang pesat jika keduanya bersifat open source. Coniglio menjelaskan:
“AI dan blockchain adalah kombinasi yang hebat. Keduanya berkembang pesat berkat inovasi open source, menantang regulasi tradisional, dan mendorong terciptanya kekayaan yang signifikan. Keduanya saling melengkapi dengan mengatasi tantangan yang sama.”
Coniglio meyakini bahwa kedua teknologi ini selaras satu sama lain. Ia menjelaskan bahwa AI dapat meningkatkan pengalaman pengguna di dalam blockchain dan menyempurnakan sistem yang terdesentralisasi. Sementara itu, blockchain dapat memastikan keaslian data, memperkuat kolaborasi dalam proyek open source, dan mendukung kebutuhan komputasi AI.
Namun, Coniglio juga mengakui bahwa meskipun potensi ini terlihat menjanjikan, masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh mereka yang ingin membangun teknologi ini.
Menurut Coniglio, pengembang dan proyek blockchain harus mampu menciptakan produk yang kuat dan bisnis yang berkelanjutan. “Untuk berhasil, para pendiri harus menguasai teknologi AI dan memiliki ketajaman bisnis yang kuat. Teknologi saja tidak akan cukup untuk menciptakan dampak yang signifikan,” tambahnya.
Baca juga : Binance Sekarang Berfungsi Penuh di India
Lonjakan Token AI Menjelang Laporan Pendapatan Nvidia
Sementara itu, token yang berfokus pada AI mengalami lonjakan dalam tujuh hari terakhir, seiring dengan ekspektasi investor menjelang laporan pendapatan dari raksasa teknologi Nvidia. Beberapa token AI seperti Near Protocol, Artificial Superintelligence Alliance (FET), Bittensor (TAO), dan Render (RENDER) mencatatkan keuntungan yang melampaui pasar kripto secara keseluruhan dalam seminggu terakhir.
Dan Ives dari Wedbush Securities menyebut laporan pendapatan yang akan datang ini sebagai “pendapatan teknologi paling penting dalam beberapa tahun terakhir,” karena ia percaya bahwa Nvidia merupakan pilar utama dalam revolusi AI.
Sumber : cointelegraph