Dalam pidatonya baru-baru ini yang dilaporkan oleh Bloomberg; miliarder China tersebut mengkritik kerangka regulasi keuangan global saat ini karena kurangnya inovasi. \

Dia menyatakan bahwa pengawas, terutama berfokus pada pengendalian risiko; telah membuat mereka jauh akan perkembangan apapun, dan jarang mempertimbangkan peluang untuk kaum muda serta negara berkembang.

Menurut Ma, Basel Accords adalah “klub untuk orang tua” yang memecahkan masalah hanya untuk sistem keuangan yang beroperasi selama bertahun-tahun. Negara seperti China, yang masih dianggap sebagai “anak muda”, membutuhkan lebih banyak inovasi untuk “membangun ekosistem demi perkembangan industri lokal yang sehat.”

Satu area di mana regulator dapat meningkatkan fokus mereka adalah mata uang digital. Jika pengawas dunia benar-benar meningkatkan pendekatan mereka, mata uang virtual dapat memainkan peran penting dalam membangun sistem keuangan yang akan digunakan dalam 30 tahun ke depan, tambahnya.

“Mata uang digital dapat menciptakan nilai, dan kita harus memikirkan tentang cara membangun sistem keuangan jenis baru melalui mata uang digital.”

Meskipun pendiri Alibaba tidak merinci apa yang sebenarnya dia pikirkan saat menggunakan istilah “mata uang digital”, sejarahnya menunjukkan bahwa itu mungkin bukan Bitcoin. Beberapa tahun yang lalu, Ma memperingatkan orang-orang untuk berhati-hati dan mengatakan bahwa dia menjauh dari cryptocurrency utama karena itu bisa “menjadi bubble.”

Namun, dia secara signifikan lebih menyukai teknologi yang mendasari Bitcoin – blockchain. Perusahaan yang dia dirikan telah terlibat dalam banyak proyek terkait blockchain dalam beberapa tahun terakhir. Alibaba bahkan meluncurkan dua anak perusahaan DLT di Shanghai tahun lalu.

Selain itu, sebuah laporan terbaru menyoroti bahwa Alibaba adalah perusahaan dengan paten blockchain terbanyak.

Jadi, jika Ma tidak menyebut Bitcoin sebagai mata uang digital dengan nilai, dia mungkin sedang membicarakan tentang China CBDC yang akan datang. Alibaba telah bermitra dengan organisasi besar China lainnya, seperti China Merchant Bank, Tencent, dan Huawei, untuk mengembangkan mata uang digital bank sentral negara tersebut.

Selain itu, negara terpadat di dunia juga telah secara terbuka mendukung blockchain sambil menegaskan kembali bahwa Bitcoin dan mata uang kripto lainnya secara resmi dilarang di dalam perbatasannya.