Pasar mata uang kripto mengalami goncangan besar pada Sabtu malam, 13 April 2024, menyusul serangan rudal yang dilakukan Iran terhadap Israel sebagai respons terhadap tindakan negara tersebut. Dampaknya terasa langsung pada harga Bitcoin (BTC) yang turun sekitar 8% ketika pejabat AS mengkonfirmasi serangan tersebut.
Bitcoin, yang telah menjadi satu-satunya aset kripto berisiko yang diperdagangkan selama akhir pekan, terpukul keras oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Data dari bursa Bitstamp menunjukkan bahwa Bitcoin turun dari kisaran USD 70.000 pada Sabtu malam menjadi di bawah USD 62.000 dalam hitungan jam. Namun, pada Minggu pagi, harga Bitcoin mulai pulih dan kembali berada di atas USD 64.000.
Tidak hanya Bitcoin, Ether juga mengalami penurunan signifikan, turun hingga 10% dalam beberapa kasus setelah serangan rudal Iran. Aksi jual besar-besaran ini memicu kekhawatiran di pasar kripto, terutama setelah Bitcoin mencatatkan rekor baru-baru ini.
Laporan Bloomberg mencatat bahwa penurunan harga Bitcoin merupakan yang paling tajam dalam lebih dari satu tahun. Hal ini terjadi meskipun arus masuk ke ETF bitcoin spot AS terus mendorong pergerakan harga mata uang kripto tersebut.
Serangan drone dan rudal yang ditujukan ke Israel dilaporkan sebagai respons terhadap serangan Israel yang menewaskan pejabat Iran di Suriah. Akibat serangan ini, mata uang Iran jatuh ke rekor terendah, dengan nilai 705.000 rial per dolar AS di pasar tidak resmi pada hari Minggu.
Situasi geopolitik yang tegang di Timur Tengah telah memperlihatkan dampaknya yang signifikan tidak hanya pada pasar keuangan konvensional, tetapi juga pada pasar mata uang kripto. Investor dan pelaku pasar kini berhati-hati mengamati perkembangan situasi di kawasan tersebut sambil mempertimbangkan dampaknya terhadap harga dan stabilitas aset kripto.
