Selama April 2020, Bitcoin berkinerja jauh lebih baik daripada saham dan emas. Bitcoin mampu menjadi primadona dunia saham. Bitcoin mampu tumbuh hingga 32 persen, sedangkan emas 6 persen dan saham (Indeks S&P500) hanya 18 persen.
Bitcoinmulai mampu bersaing sebagai aset safe haven di tengah krisis ekonomi akibat COVID-19. Ini terbukti dari kinerja aset kripto berbanding dengan jenis investasi lainnya, termasuk emas selama April 2020.
Indeks saham S&P500 (SPX) naik dari 2444.10 menjadi 2908.28 point, sekitar 18,99 persen (464 point). Sedangkan Bitcoin naik dari US$6.546 menjadi US$8.651, tumbuh sekitar 32 persen (US$2.104).
Sementara itu, emas hanya mampu tumbuh 6 persen, naik dari US$1.593 per troy oz menjadi US$1.689 per troy ons.
Secara fundamental, investor semakin banyak melirik Bitcoin menjelang Halving pada medio Mei 2020 mendatang.
Di momen langka itu, pasokan Bitcoin baru melalui imbalan kepada para miner, berkurang hingga 50 persen, dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC per block.
Sejak Maret 2020 arus masuk uang ke pasar Bitcoin juga meningkat drastis. Menurut kajian Glassnode, jumlah address Bitcoin bersaldo lebih 10.000 BTC naik menjadi 111 pada Rabu (29 April 2020).
Itu adalah tingkat tertinggi sejak 2 Agustus 2019. Dengan demikian kenaikannya menjadi 11 persen sejak awal Maret 2020.
“Peningkatan jumlah address Bitcoin bersaldo lebih dari 10.000 BTC kemungkinan merupakan hasil dari pemegang jangka panjang yang kembali masuk ke pasar untuk memperluas kepemilikan mereka,” kata Matthew Dibb, Pendiri Stack.
Peningkatan minat dari pemegang jangka panjang dan investor besar dapat dikaitkan dengan narasi bullish di sekitar faktor makro dan imbalan yang berkurang pada Bitcoin Halving Mei 2020 nanti.