Indonesia sudah masuk di zona resesi. Di mana pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut. Hal ini dikonfirmasi langsung Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ia mengatakan ekonomi kuartal III-2020 akan berada di kisaran minus 1% hingga 2,9%.
Ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 berada di minus 5,3%.
Sementara di 2020, secara keseluruhan Sri Mulyani melihat ekonomi pun minus 0,6% hingga 1,7%. Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan terjadi penurunan ekonomi di seluruh dunia. Aktivitas ekonomi menurun karena penutupan banyak kegiatan usaha.
Ancaman PHK
Resesi ini berdampak pada beratnya kondisi keuangan pada perusahaan berbagai sektor di Indonesia. Ancaman kredit macet di sektor usaha formal juga menghantui.
“Terus terang sekarang kondisinya lumayan berat ya. Karena begini, di satu sisi nggak ada demand (permintaan), di satu sisi cashflow-nya bermasalah. Nah sekarang ini serba susah, kalau kita mau pinjam modal kerja juga jadi beban baru,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonsia (Apindo), Hariyadi B Sukamdani di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Belum lagi, syarat dan ketentuan pengajuan relaksasi kredit perbankan saat ini masih memberatkan pengusaha. Ia memberikan sejumlah catatan terkait syarat yang diperuntukkan bagi perusahaan dengan nilai aset di atas Rp 10 miliar tersebut.
Selain itu, dari sisi jumlah tenaga kerjanya dipersyaratkan minimal 300 orang. Padahal, tidak semua perusahaan bervaluasi Rp 10 miliar ke atas, mempunyai tenaga kerja sebanyak itu.
Berikut adalah sejumlah jurus yang diyakini ampuh melawan resesi:
1. Bayar Seluruh Utangmu
Utang adalah masalah kala ekonomi sedang resesi ataupun saat booming. Akan tetapi, masalah utang akan semakin parah di tengah resesi. Apalagi juga muncul kemungkinan bagi anda untuk kehilangan pekerjaan dan anjloknya nilai investasi Anda.
Utang apapun, baik itu kartu kredit, bersekolah, rumah sakit, semakin banyak jenis yang berhasil dibayar, maka cicilan tiap bulan akan semakin kecil. Sehingga, meskipun Anda kehilangan pekerjaan selama berberapa bulan Anda masih mampu mengatur cicilan hutang anda.
2. Cash is a King
Terdapat dua alasan mengapa menyimpan uang cash dalam jumlah besar adalah ide yang baik di tengah resesi.
Pertama adalah persiapan untuk kondisi darurat. Kondisi darurat memang bisa terjadi kapan saja. Namun tentu saja kemungkinan terjadinya akan semakin tinggi di tengah resesi. Memiliki dana darurat yang besar adalah salah satu cara terbaik melawan resesi.
Apabila Anda tidak sempat mengumpulkan dana sebelum terjadinya resesi, ada berberapa tips dari Forbes. Setop membeli barang dan mulailah menjual barang yang tidak anda butuhkan dan batalkan seluruh langganan yang tidak diperlukan.
3. Teruslah Berinvestasi
Ketika pasar keuangan guncang, orang-orang menjadi panik. Tidak jarang kepanikan itu memancing para investor untuk menjual semua investasinya sehingga kemungkinan terjadinya crash malah akan bertambah.
Hal itu tentu saja dapat Anda manfaatkan karena anda sudah menyimpan cash dalam jumlah besar, sehingga Anda mempunyai daya beli untuk menyerok saham-saham murah yang turun akibat panic selling dan mendapat harga diskon besar.
Karena dalam sejarah pasar modal, setelah kejatuhan pasar. maka selanjutnya akan tiba fase pemulihan pasar di mana harga-harga saham akan naik tinggi ketika pasar sudah tenang.
4. Terus Belajar Untuk Mengembangkan Diri
Salah satu hal yang bisa anda lakukan di kala resesi adalah terus belajar dan meningkatkan kemampuan dan kualifikasi Anda. Sehingga Anda akan tetap relevan di lini karier Anda dan mengecilkan kemungkinan untuk menjadi korban pemecatan pekerjaan.
5. Cari Bisnis Sampingan
Bisnis sampingan ini dapat meningkatkan pendapatan Anda sembari bekerja seperti biasa. Bisnis ini bisa dilakukan baik secara online maupun offline, yang penting adalah bisnis ini dapat mendiversifikasi sumber pendapatan Anda.
Jika resesi nanti benar-benar diumumkan, momen itu bukanlah waktunya untuk panik. Akan tetapi fokuskan waktu dan energi Anda untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat Anda menang meskipun ekonomi anjlok.