Pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan legalisasi resmi stablecoin untuk mempermudah pembayaran lintas batas bagi perusahaan-perusahaan Rusia, terutama di tengah sanksi yang sedang berlangsung.
Stablecoin: Solusi Menghadapi Sanksi
Wakil Ketua Bank Sentral Rusia (CBR), Alexey Guznov, mengonfirmasi inisiatif tersebut. Menurutnya, fokus utama adalah mengatur seluruh rantai transaksi, dari transfer aset ke Rusia hingga penggunaannya dalam pembayaran lintas batas.
Guznov menyatakan bahwa langkah ini mungkin menjadi regulasi permanen, bukan sekadar eksperimen sementara. Dia menyoroti pentingnya penyempurnaan kerangka regulasi mengingat karakteristik unik dan popularitas luas stablecoin, meskipun mirip dengan aset keuangan digital (DFA) dan mata uang kripto.
Baca juga Artikel : Rusia Dukung Pemakaian Kripto untuk Pembayaran Internasional
Stablecoin: Pentingnya sebagai Alat untuk Transaksi lintas Batas
Para ahli percaya bahwa stablecoin dapat memberikan likuiditas signifikan dan sumber daya jangka panjang bagi pasar. Persatuan Industrialis dan Pengusaha Rusia (RSPP) melihat stablecoin sebagai instrumen kunci untuk meningkatkan transaksi lintas batas di tengah sanksi Barat.
Pada Maret 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang mengizinkan penggunaan DFA (Digital Financial Assets) untuk pembayaran internasional. Namun, implementasi belum sepenuhnya dilakukan karena kekhawatiran akan sanksi sekunder dari perusahaan asing.
Penggunaan stablecoin telah menjadi populer untuk transaksi global. Pada kuartal pertama tahun 2024, total nilai transaksi stablecoin mencapai $6,8 triliun, hampir menyamai seluruh volume transaksi tahun 2022.
Namun, di Rusia, penggunaan stablecoin saat ini masih terbatas pada inisiatif perusahaan-perusahaan individu, terutama untuk transaksi dengan China.
Jika penggunaan stablecoin untuk pembayaran dilegalkan, mereka bisa tersedia lebih luas untuk bisnis di Rusia, termasuk perusahaan-perusahaan negara. Hal ini akan membuat proses transaksi menjadi lebih mudah dan lebih sesuai dengan peraturan pajak.
Sanksi terbaru dari Uni Eropa pada bulan Juni telah melarang organisasi Eropa untuk terhubung dengan alternatif Rusia untuk SWIFT, yaitu Sistem Transfer Pesan Keuangan. Bersama dengan pemutusan Rusia dari SWIFT pada tahun 2022, ini meningkatkan pentingnya pengembangan mekanisme pembayaran alternatif.
Stablecoin, yang dapat beroperasi tanpa tergantung pada sistem tradisional seperti SWIFT, menawarkan solusi potensial untuk tantangan ini.
Baca juga Artikel : Stablecoin USDT Jadi Pembayaran Program Asuransi di Filipina