Dengan tujuan untuk mengamanakn dokumen-dokumen penting militer AS, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengontrak SIMBAChain company untuk menciptakan teknologi blockchain yang handal.
“Kami, SIMBAChain akan membuat terapan teknologi yang handal agar komunikasi dan penyimpanan data militer menjadi lebih aman dan cepat,” kata Joel Neidig CEO SimbaChain dalam keterangan resminya, 12 Mei 2020 lalu.
Kontrak karya yang telah disetujui senilai US$200.000 (Rp2,9 miliar) akan mencakup penyimpanan, pengelolalan dan pengamanan atas lebih dari 4,5 juta dokumen penelitian dengan > 4 ribu pengguna oleh Departemen Pertahanan AS.
Kontrak yang telah dibuat bermaksudkan bahwa pemerintah AS serius menanggapi persoalan teknologi blockchain yang dapat diterapkan untuk sektor militer. Sebelumnya, SIMBAChain dipilih untuk mengamankan komunikasi Angkatan Laut AS dengan menggunakan blockchain pula.
Departemen Pertahanan AS memang telah mengembangkan teknologi blockchain, kurang lebih sejak tahun 2019 , dengan tuntutan atas kebutuhan akan komunikasi yang lebih aman. Ketika ancaman dunia maya semakin kuat dari negara-negara musuh, pemerintah AS semakin mengandalkan teknologi yang dapat diandalkan.
SIMBAChain didanai oleh DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) untuk kebutuhan militer AS. DARPA merupakan pelopor teknologi Internet sebelum dipublikasikan pada tahun 1970-an. SIMBAChain berbasis di Indianapolis didirikan pada tahun 2017.
