Platform analisis Blockchain Chainalysis menerbitkan indeks adopsi kripto global untuk 2022. Laporan Chainalysis mencatat pasar negara berkembang mendominasi Global Crypto Adoption Index tahun ini.
Dilansir dari situs Chainalysis, Jumat (23/9/2022), laporan tersebut mencatat, dari 20 negara peringkat teratas, 10 adalah negara berpenghasilan menengah ke bawah antara lain Vietnam, Filipina, Ukraina, India, Pakistan, Nigeria, Maroko, Nepal, Kenya, dan Indonesia.
Sedangkan ada delapan negara pendapatan menengah ke atas seperti Brasil, Thailand, Rusia, Cina, Turki, Argentina, Kolombia, dan Ekuador.
Kinerja Berbagai Negara
Pada indeks tersebut, peringkat India berada di atas AS, Inggris, dan Rusia. Hal ini menunjukkan komunitas kripto negara itu tidak jauh tertinggal dalam mendorong penggunaan teknologi lebih lanjut.
Filipina dan Ukraina telah mengambil peringkat kedua dan ketiga, masing-masing, menunjukkan preferensi yang signifikan untuk adopsi kripto dalam waktu dekat.
Indeks global dipimpin oleh Vietnam untuk tahun kedua berturut-turut, muncul sebagai negara yang paling bersemangat untuk merangkul adopsi cryptocurrency.
Setelah mendarat di peringkat ketiga belas pada 2021, China masuk kembali ke sepuluh besar tahun ini. Ini sangat menarik mengingat tindakan keras pemerintah China terhadap aktivitas cryptocurrency sejak tahun lalu.
Indonesia sendiri berada di peringkat 20 dari keseluruhan indeks dengan skor keseluruhan indeks 0,396, dibandingkan dengan Vietnam yang mendapatkan skor 1,000.
Adapun, laporan tersebut menyimpulkan meskipun pasar tahun ini masih dalam kondisi bearish, hal itu tidak mengurangi minat adopsi kripto secara global daripada periode 2020.