Grayscale Bitcoin Trust ETF (GBTC) akhirnya mendapatkan keuntungan positif setelah mengalami arus keluar selama 11 minggu berturut-turut. Kabar baik ini datang dengan pencapaian baru yang memukau, di mana arus masuk ke GBTC mencapai USD 63 juta, setara dengan Rp 1 triliun, berdasarkan asumsi kurs Rp 16.011 per dolar AS.
Dilansir dari Coinmarketcap pada Selasa (7/5/2024), arus keluar yang berlangsung sejak Januari 2024 telah menjadi sorotan seiring dengan persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) terhadap ETF Bitcoin Spot. Meskipun demikian, GBTC masih mempertahankan posisinya sebagai ETF spot Bitcoin terbesar, mengelola aset lebih dari USD 18,7 miliar atau setara dengan Rp 299,4 triliun, dan menyimpan sekitar 297.000 Bitcoin.
Meskipun pesaingnya, BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT), berhasil mengumpulkan aset sebesar USD 17,2 miliar atau setara dengan Rp 275,4 triliun, Grayscale Bitcoin Trust tetap mempertahankan dominasinya. Namun, arus keluar yang konsisten telah memberikan kesempatan bagi pesaing baru untuk mempersempit kesenjangan.
Grayscale tidak tinggal diam dalam menghadapi tantangan ini. Mereka telah mengusulkan pengenalan ETF Bitcoin mini dengan biaya yang lebih rendah, bertujuan untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar yang semakin kompetitif.
Berita positif ini datang di tengah penurunan IBIT ETF dari BlackRock. Meskipun IBIT telah tumbuh menjadi USD 15,4 miliar atau setara dengan Rp 299,4 triliun sejak diluncurkan di Wall Street, mereka mengalami kontraksi sebesar USD 37 juta atau setara dengan Rp 592,6 miliar.
Secara keseluruhan, semua ETF mengalami arus keluar sebesar USD 563 juta, menandai hari terburuk mereka sejauh ini karena penurunan harga Bitcoin. Namun, berita tentang arus masuk GBTC telah menimbulkan kejutan dan kegembiraan di pasar, menunjukkan bahwa minat investor terhadap Bitcoin tetap kuat.
