Otoritas Moneter Singapura (MAS) akan menyuntikkan dana untuk meningkatkan komputasi kuantum dan kecerdasan buatan (AI) di sektor keuangan Singapura. Mereka berencana mendukung lembaga-lembaga lokal dengan pendanaan bersama yang substansial. Dengan langkah ini, MAS berharap teknologi canggih ini dapat membawa perubahan besar dan memperkuat posisi Singapura sebagai pemimpin di dunia keuangan.
Otoritas Moneter Singapura (MAS) telah mengalokasikan 100 juta dolar Singapura ($74,36 juta) untuk meningkatkan kemampuan komputasi kuantum dan kecerdasan buatan di sektor keuangan.
Baca juga : Singapura telah meningkatkan faktor risiko di bursa kripto melalui pembaruan undang-undang AML/CFT.
Suntikan dana terbaru ini oleh MAS, sebagai bank sentral dan otoritas regulasi keuangan Singapura, ditujukan untuk membantu lembaga keuangan lokal membangun infrastruktur komputasi kuantum dan mempercepat pengembangan serta adopsi AI. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Singapura sebagai pemimpin dalam inovasi teknologi di sektor keuangan.
Sumber: Otoritas Moneter Singapura
Upaya Singapura untuk menjadi pusat teknologi finansial
MAS memperkenalkan Skema Teknologi dan Inovasi Sektor Keuangan (FSTI 3.0) pada tahun 2022 untuk memperkuat posisi Singapura sebagai pusat teknologi finansial. Selain komitmen awal sebesar 150 juta dolar Singapura ($111,5 juta) selama tiga tahun, regulator juga berkomitmen untuk menambah $74,36 juta lagi pada tanggal 18 Juli.
Lembaga keuangan yang memenuhi syarat akan menerima hingga 50% pendanaan bersama untuk membangun pusat teknologi komputasi kuantum dan mengembangkan kasus penggunaan institusional yang layak. Perusahaan yang membangun solusi keamanan siber berbasis kuantum akan memenuhi syarat untuk mendapatkan hingga 30% pendanaan bersama.
Sebagian dari dana ini akan dialokasikan untuk membangun pusat inovasi AI, di mana model AI dapat dikembangkan, dilatih, dan diterapkan dalam berbagai kasus penggunaan. Regulator mengatakan:
“Industri keuangan memiliki prospek yang kuat untuk menerapkan AI guna memecahkan masalah di seluruh industri, yang melampaui apa yang dapat dilakukan masing-masing lembaga keuangan secara individual.”
Singapura konfirmasi uji coba AI untuk deteksi penipuan
MAS mengonfirmasi bahwa proyek percontohan AI pertama akan didedikasikan untuk kasus penggunaan deteksi penipuan dan kecurangan. Regulator akan melibatkan bank, penyedia solusi teknologi, dan lembaga publik dalam proyek percontohan AI tersebut.
Skema FSTI ini berlaku hingga Maret 2026. Namun, pemerintah Singapura dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang skema tersebut berdasarkan dampaknya terhadap lanskap fintech di negara kepulauan tersebut.
Baca juga : Singapura Revisi UU Layanan Pembayaran untuk Perluas Pengawasan Kripto
Berita ini muncul setelah MAS memberikan persetujuan regulasi penuh kepada cabang Singapura dari Paxos, penerbit stablecoin Pax Gold (PAXG) yang didukung emas, pada tanggal 2 Juli.
Persetujuan regulasi ini memungkinkan Paxos untuk meluncurkan stablecoin yang sesuai dengan kerangka regulasi MAS yang akan datang.
Bank Pembangunan Singapura (DBS), bank terbesar di Asia Tenggara berdasarkan aset yang dikelola, akan menjadi mitra perbankan utama Paxos. Menurut pengumuman tersebut, DBS akan bertanggung jawab atas pengelolaan kas dan penyimpanan cadangan stablecoin Paxos.
Sumber : cointelegraph