Sebuah analisis baru yang dilakukan oleh peneliti di pertukaran kripto Bitfinex telah Prediksi harga Bitcoin (BTC) berpotensi melonjak hingga 160% dalam rentang waktu 12-14 bulan mendatang, dengan kemungkinan mencapai kisaran antara USD 150.000 dan USD 169.000 per unit.
Perkiraan yang sangat optimis ini tidak hanya didasarkan pada intuisi semata, melainkan didukung oleh data historis serta model statistik yang menghubungkan dengan peristiwa penting dalam ekosistem Bitcoin, khususnya peristiwa halving.
Bitfinex dalam laporan Alpha-nya menjelaskan bahwa pandangan positif terhadap masa depan Bitcoin dipengaruhi oleh faktor-faktor pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Salah satunya adalah penurunan separuh harga tertinggi dalam sejarah Bitcoin, serta peningkatan tekanan jual yang disebabkan oleh pemegang BTC baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
“Harga Bitcoin telah mengalami volatilitas yang signifikan, dengan fluktuasi harga yang mencapai USD 70.000. Ini sebagian besar dipicu oleh tekanan jual dari pemegang BTC jangka pendek (STH) dan jangka panjang (LTH),” demikian dijelaskan dalam laporan tersebut.
Laporan tersebut juga menyoroti fase konsolidasi saat ini yang dialami oleh Bitcoin, dengan harga bergerak dalam kisaran antara USD 65.000 dan USD 71.000. Periode volatilitas ini ternyata diselingi dengan aktivitas pembelian yang signifikan dari pemegang jangka pendek, termasuk pembeli spot baru dan dana yang diperdagangkan di bursa spot (ETF) AS. Hampir 900.000 BTC telah diserap oleh pemegang jangka panjang sejak awal tahun ini.
Penting untuk dicatat bahwa pergeseran ini mencerminkan dinamika kepemilikan Bitcoin yang terus berkembang, sambil menunjukkan pengaruh yang semakin besar dari investasi institusional terhadap harga pasar.
Namun, laporan Alpha tidak hanya membatasi analisisnya pada faktor internal dalam ekosistem Bitcoin. Mereka juga menyoroti kondisi ekonomi makro yang lebih luas, termasuk pertumbuhan pasar kerja yang signifikan dan kenaikan upah di AS. Semua faktor ini dapat memengaruhi keputusan Federal Reserve AS mengenai kebijakan suku bunga dan dengan demikian memainkan peran dalam kinerja Bitcoin pasca-halving.
Dengan latar belakang yang semakin kompleks ini, para pelaku pasar akan tetap memantau berbagai indikator ekonomi dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi perjalanan harga Bitcoin dalam jangka panjang.
