Penyalahgunaan Surat Keterangan Sehat Bebas virus Corona (COVID-19) yang diperjualbelikan dalam situs lapak online. Teknologi blockchain disebut bisa jadi solusi tepat.
Hal itu disampaikan oleh Damos Hanggara, Pendiri dan CEO Trusti asal Yogyakarta, Jumat (15 Mei 2020).
Dilansir dari Detik, surat keterangan sehat itu dibutuhkan sebagai salah satu persyaratan perjalanan orang yang bekerja pada lembaga pemerintah atau swasta.
Jika ingin bepergian untuk bekerja, maka setiap orang harus menunjukkan hasil negatif berdasarkan PCR Test/Rapid Test atau surat keterangan sehat dari dinas kesehatan/rumah sakit/puskesmas/klinik kesehatan. Hal itu berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 No. 4 Tahun 2020.
“Indonesia memang selalu lengah dan absen dengan keakuratan dan validitas data-data penting. Surat bebas COVID-19 palsu adalah buktinya. Padahal ada teknologi blockchain yang bisa jadi solusi agar surat itu terbukti akurat. Patut kita ingat bersama, bahwa sesuatu yang melibatkan banyak pihak dalam setiap prosesnya, memang dibutuhkan transparansi,” kata Damos.
Damos mencontohkan skemanya seperti diatas. Surat tercetak (printed) yang sudah dipindai menjadi sebuah file gambar disimpan terlebih dahulu ke IPFS (Interplanetary File System). Lalu data simpanan itu, berupa data hash, lantas disimpan ke dalam blockchain.
“Mengingat karakter dasar simpanan data di blockchainbersifat permanent, maka data itu tidak dapat diubah, sehingga menjamin keakuratan dan kebenaran data. Dengan kata lain, surat bebas COVID-19 yang benar adalah berdasarkan data yang telah disimpan di blockchain itu.” tegas Damos.
Damos menambahkan, apabila seseorang memegang surat tercetak (printed), yang mana itu adalah sebuah salinan atau duplikat, di dalamnya bisa disematkan QRCode agar mempermudah memvalidasi data itu dan terhubung ke blockchain.
“Dan itu terjadi secara realtime, transparan dan dapat dipercaya,” kata Damos dengan menambahkan bahwa produk Trusti yang dikembangkannya sejak tahun lalu memungkinkan mencegah atau mengurangi tindak kejahatan pemalsuan data, karena menggunakan teknologi blockchain.