Teknologi NFT tidak memberikan solusi langsung terhadap rekor angka kelahiran yang rendah di Jepang, namun menjadi pendekatan unik dan eksperimental untuk mengumpulkan dana bagi populasi lanjut usia
Yamakoshi, sebuah desa terpencil di Jepang yang terletak di pegunungan Niigata, berhasil menarik 1.700 warga digital melalui penjualan Non-Fungible Token (NFT) dalam sebuah inisiatif untuk mendukung dan mempertahankan populasi yang sudah menua.
Melansir Cointelegraph, Kamis (27/6/2024), penjualan tersebut dilakukan melalui skema Desa Neo-Yamakoshi yang dipimpin oleh warga setempat yang mengelola koleksi Nishikigoi NFT.
Nama “Nishikigoi” sendiri diambil dari jenis ikan koi. Aset digital ini menjadi pengidentifikasi “warga digital” Yamakoshi dan token tata kelola yang memungkinkan partisipasi dalam proses pemungutan suara yang dikelola warga di desa tersebut.
Laporan baru oleh perusahaan riset dan konsultan Jepang Yuri Group menunjukkan, proyek ini telah mengumpulkan dana lebih dari USD 423.000 melalui penjualan Nishikigoi NFT sejak diluncurkan pada 2021.
Pendapatan tersebut telah disalurkan untuk inisiatif masyarakat, seperti menyelenggarakan hari olahraga untuk anak-anak di sekolah setempat.
Token Nishikigoi ini pun diberikan secara gratis untuk penduduk yang berlokasi secara fisik, sementara komunitas digital harus membelinya.
Harga dasar Nishikigoi NFT adalah 0,0318 Ether pada 26 Juni 2024, menurut pasar NFT Magic Eden.
Teknologi NFT tidak memberikan solusi langsung terhadap rekor angka kelahiran yang rendah di Jepang, namun menjadi pendekatan unik dan eksperimental untuk mengumpulkan dana bagi populasi lanjut usia di komunitas pedesaan terpencil.
“Jika strategi mereka berhasil dan diperluas ke desa-desa lain, kami memperkirakan daerah pedesaan di Jepang dapat mengumpulkan dana sebesar setengah miliar dolar sambil menguji gelombang baru teknologi sosial dengan daya tarik global,” kata Yuri Group dalam laporannya.