Asia semakin menunjukkan dominasinya dalam adopsi mata uang kripto global, dengan sembilan dari 20 negara teratas dalam Indeks Adopsi Kripto Global 2024 berasal dari kawasan ini. Menurut laporan terbaru dari Foresight Ventures, Asia menyumbang 60 persen pengguna kripto global dan memberikan kontribusi terbesar dalam likuiditas pasar kripto dunia.
Dalam laporan tersebut, India menempati posisi teratas, sementara Indonesia berhasil mencapai peringkat ketiga, menunjukkan pesatnya perkembangan adopsi kripto di kawasan Asia Tenggara. Vietnam, Filipina, dan Pakistan juga masuk dalam daftar 10 besar.
Indonesia Memimpin Adopsi Kripto di Asia Tenggara
Antara Juli 2023 hingga Juni 2024, Indonesia mencatat transaksi mata uang kripto senilai USD 157,1 miliar, menjadikannya pemimpin di Asia Tenggara dalam hal nilai adopsi kripto. Posisi ini mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu pusat utama kripto regional.
Persaingan Asia sebagai Pusat Kripto
Sementara itu, Singapura dan Hong Kong bersaing ketat untuk menjadi pusat kripto Asia. Singapura dengan kerangka regulasi yang progresif telah menarik banyak bursa besar seperti Gemini, OKX, dan Upbit, yang memperoleh lisensi operasional pada 2024.
Selain itu, laporan dari Aspen Digital mengungkapkan bahwa 94 persen investor kaya di Asia sudah berinvestasi dalam Bitcoin dan mata uang kripto lainnya atau berencana untuk melakukannya. Tren ini mencerminkan status kripto yang semakin diakui sebagai kelas aset utama, terutama di kalangan elit kawasan ini.
Indonesia, dengan posisi ketiganya dalam adopsi global, terus menunjukkan perannya sebagai salah satu kekuatan utama dalam ekonomi kripto dunia.