Di dunia trading, kita sering mendengar tentang “siapa yang lebih kuat” antara pembeli (bull) atau penjual (bear). Nah, indikator Balance of Power (BoP) adalah salah satu alat teknikal yang bisa membantu trader melihat siapa yang mendominasi pasar saat ini. BoP ini berfungsi dengan mengukur kekuatan antara pembeli dan penjual dalam periode tertentu, memberikan gambaran apakah tren bullish atau bearish yang lebih kuat.

Apa Itu Balance of Power (BoP)?

Balance of Power adalah indikator berbasis harga yang pertama kali diperkenalkan oleh Igor Livshin pada tahun 2001 melalui majalah Stocks and Commodities. Tujuan utama dari indikator ini adalah untuk menunjukkan keseimbangan kekuatan antara pembeli dan penjual di pasar. BoP ini berosilasi di sekitar garis nol nilai positif berarti pembeli lebih dominan (bullish), sedangkan nilai negatif menunjukkan penjual sedang memegang kendali (bearish).

Cara menghitungnya cukup sederhana:

BoP = (Harga Penutupan – Harga Pembukaan) / (Harga Tertinggi – Harga Terendah)

Rumus ini menyoroti seberapa besar kekuatan pembeli atau penjual dalam mendorong harga ke level tertinggi atau terendah selama periode tertentu. Jika harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan, berarti pembeli berhasil mendorong harga naik, sehingga BoP menjadi positif. Sebaliknya, jika harga penutupan lebih rendah dari pembukaan, berarti penjual mendominasi.

Baca juga : Indikator Supertrend: Panduan Lengkap dan Penggunaan dalam Trading

Bagaimana Cara Kerja BoP?

Indikator BoP ini berfungsi layaknya radar untuk mendeteksi perubahan sentimen pasar. Kalau BoP positif, artinya pembeli sedang mendominasi, dan ada potensi harga akan naik lebih lanjut. Sebaliknya, jika BoP negatif, artinya penjual yang menguasai pasar, dan bisa jadi harga akan turun. BoP berosilasi di kisaran -1 hingga +1, di mana nilai di atas nol menunjukkan kekuatan bullish, dan di bawah nol menunjukkan kekuatan bearish.

Namun, BoP sendirian kadang terlalu bergelombang dan bisa memberi sinyal yang nggak konsisten. Makanya, banyak trader yang mengombinasikan BoP dengan indikator lain seperti Simple Moving Average (SMA) untuk memperhalus sinyalnya. SMA membantu meredam volatilitas dan membuat analisis lebih mulus dan akurat.

Apa yang Dicari Trader dari BoP?

BoP bisa digunakan untuk melihat sinyal beli atau jual ketika indikator ini berpotongan dengan garis nol. Beberapa hal yang bisa diperhatikan:

• Beli saat BoP memotong garis nol dari bawah ke atas (menjadi positif), karena ini menunjukkan bullish mulai mendominasi.
• Jual saat BoP memotong garis nol dari atas ke bawah (menjadi negatif), karena ini sinyal bahwa bearish mulai mengambil alih pasar.

Meskipun BoP dapat memberi sinyal yang jelas, tetap disarankan untuk memadukannya dengan indikator lain agar hasil analisis lebih akurat. SMA, misalnya, adalah pasangan yang sering digunakan untuk menyempurnakan sinyal BoP.

Baca juga : Definisi Parabolic SAR dan Cara Menggunakannya dalam Analisis Saham

Keterbatasan BoP

Seperti kebanyakan indikator teknikal, BoP juga punya kelemahan. Salah satunya, BoP cenderung memberikan sinyal yang terlalu kasar atau berombak, terutama di pasar yang sangat volatil. Oleh karena itu, memasangkan BoP dengan indikator yang lebih halus seperti SMA sangat direkomendasikan. Ini membantu mengurangi “noise” di pasar, sehingga sinyal yang dihasilkan lebih jelas.

Kesimpulan Cryptoiz

Balance of Power (BoP) adalah indikator yang sangat berguna untuk menilai siapa yang lebih dominan antara pembeli dan penjual di pasar. BoP positif menandakan pembeli mendominasi, sedangkan BoP negatif menunjukkan penjual yang memegang kendali. Namun, karena indikator ini cenderung cukup berombak, penting untuk memasangkannya dengan indikator yang lebih halus seperti SMA agar sinyalnya lebih konsisten.

Dengan pemahaman yang baik tentang BoP, trader bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan, baik untuk membeli di saat yang tepat maupun menjual ketika pasar mulai berbalik arah.