MicroStrategy, perusahaan perangkat lunak yang dikenal sebagai salah satu pemegang Bitcoin korporat terbesar, mengajukan rencana untuk membeli Bitcoin senilai USD 42 miliar (Rp 680,9 triliun) selama tiga tahun ke depan. Langkah ambisius ini melibatkan dua sumber pendanaan utama: penjualan ekuitas senilai USD 21 miliar (Rp 340,4 triliun) dan sekuritas pendapatan tetap senilai jumlah yang sama.
Mengutip Cointelegraph, Rabu (25/12/2024), perusahaan mengajukan dokumen proksi kepada Securities and Exchange Commission (SEC) untuk memperoleh persetujuan meningkatkan jumlah saham resmi. Mereka meminta izin menaikkan saham Kelas A dari 330 juta menjadi 10,33 miliar saham dan saham preferen dari 5 juta menjadi lebih dari 1 miliar saham.
“Proposal ini mendukung implementasi lebih lanjut dari Rencana 21/21 kami dan aktivitas pasar modal di masa depan,” tulis MicroStrategy dalam pengajuannya. Rencana 21/21 ini memungkinkan perusahaan mempercepat akumulasi Bitcoin untuk mendukung tujuan jangka panjang mereka.
Pembelian Bitcoin yang Konsisten
Sejak 2020, MicroStrategy secara rutin menambah kepemilikan Bitcoin, namun intensitas pembeliannya meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Pada Desember 2024 saja, mereka membeli 42.162 Bitcoin senilai lebih dari USD 4 miliar (Rp 64,8 triliun).
Hingga akhir Oktober 2024, perusahaan melaporkan hasil BTC mereka mencapai 17,8%, dengan proyeksi hasil tahunan sebesar 6% hingga 10% antara tahun 2025 dan 2027.
Langkah ini menunjukkan optimisme MicroStrategy terhadap Bitcoin, meskipun volatilitas pasar masih menjadi tantangan. Dengan rencana besar ini, MicroStrategy semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu institusi terdepan dalam investasi Bitcoin, sekaligus memperkuat dominasinya di pasar kripto global.