1. Masuk Sedini Mungkin
Perhatikan grafik fase harga di bagian sebelumnya. Untuk memperbesar peluang kentungan, jalan terbaiknya adalah dengan masuk sedini mungkin di fase S2. Idealnya, trader masuk ketika harga sebuat aset mengalami breakout dari fase S1. Pasalnya, ketika memasuki S2, harga akan berada di fase uptrend hinga fase tersebut berakhir.
Grafik harga ETH di atas bisa menjadi contoh. Lingkaran hijau tersebut merupakan fase awal S2. Ia ditandai dengan adanya indikator Exponential Moving Average yang mengalami crossover dan kemudia sama-sama bullish. Setelah itu, ETH bergerak menguat hingga lebih dari 2.000% selama S2 berlangsung.
Pada fase S2, altcoin akan mengungguli kinerja BTC. Pasalnya, BTC umumnya akan bergerak naik terlebih dahulu, sementara harga altcoin akan cenderung masih stagnan. Namun, begitu kenaikan harga BTC mulai mereda, barulah harga altcoin yang mengalami kenaikan.
Perlu diingat altcoin mempunyai tingkat volatilitas yang lebih tinggi dibanding BTC. Tak jarang, harganya akan mengalami koreksi hingga 20-30%. Padahal, jika dilihat secara makro, sejatinya tren positif masih berlangsung. Bagi trader yang tidak mempunyai rencana matang, koreksi tersebut bisa memicu panik yang berujung pada cutloss.
2. Memilih Narasi yang Potensial
Setelah tahu kapan waktu yang ideal untuk ambil posisi, faktor lain yang menentukan kesuksesan trading adalah memilih narasi yang akan booming pada bull market. Narasi menjadi salah satu faktor yang penting karena ia mempunyai peran dalam membentuk persepsi publik dan memengaruhi pergerakan pasar.
Jika sebuah narasi sampai mendominasi bull market, dapat dipastikan proyek yang ada di dalamnya akan mencatatkan kenaikan harga signifikan. Sebagai contoh, pada bull market 2021, narasi yang booming adalah DeFi Summer. Saat itu, proyek-proyek DeFi memberikan cuan yang besar bagi para trader.
Dalam setiap narasi akan terdapat tiga kelompok token yang bersinggungan dengan narasi tersebut. Ketiga kelompok tersebut adalah token market leader, token mid cap, dan token baru yang lahir berbarengan dengan narasi.
3. Mencari Altcoin Winners
Seperti yang sudah disinggung, token market leader pada sebuah narasi bisa menjadi opsi altcoin terbaik. Umumnya para whale dan big money lainnya akan masuk ke token kelompok ini ketika narasi terbentuk. Kenaikan token dari kelompok pertama juga akan memicu kenaikan harga token pada kelompok lainnya.
Apa yang dimaksud altcoin winners? Misalnya, kita melihat sektor dan narasi layer 2 akan booming. Berdasarkan riset, diketahui bahwa Arbitrum (ARB) menjadi market leader karena mempunyai jumlah TVL dan transaksi harian tertinggi. Selain itu, ia juga mengembangkan teknologi Layer 3. Mengingat kuatnya fundamental Arbitrum dibanding protokol L2 lain, ia berpotensi menjadi token winners pada sektor L2
Setelah menemukan beberapa altcoin yang termasuk ke dalam market leader pada sebuah narasi, cari aset yang pergerakan harganya justru sedang sideways. Mengapa demikian? Aset yang sedang mengalami konsolidasi punya peluang besar untuk mengalami breaking out ketika bull run berlangsung.
Ada dua cara utama untuk melakukan hal tersebut. Pertama, mulai buat posisi ketika harga berada di rentang bawah dan diperdagangkan secara sideways. Lakukan DCA jika kamu yakin dengan aset yang kamu pilih. Kedua, tunggu sampai harga aset tersebut mengalami breakouts dan bersiap menuju uptrend. Jika terkonfirmasi, segera pasang posisi.
4. Menentukan Target Harga yang Optimal
Setelah melakukan trading dan keuntungan mulai diperoleh, timbul pertanyaan seberapa besar keuntungan yang sebaiknya dikejar? Sulit untuk mendapatkan jawaban pasti karena setiap trader punya angkanya masing-masing. Namun menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut bisa membantumu menilai apakah keuntungannya sudah cukup atau belum.
Apakah kenaikan harga dan keuntungan yang diperoleh sudah mencapai batas logis? Apakah ini saatnya untuk mengambil modal awal dan membiarkan sisanya naik? Apakah narasi dari crypto yang kita punya sudah mencapai puncaknya? Apakah BTC sudah menembus level ATH dan memperlihatkan tren koreksi?
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang bisa digunakan untuk melihat apakah tren bullish masih akan berlanjut atau segera berakhir. Faktor-faktor tersebut meliputi kondisi makroekonomi, posisi BTC/ETH, sentimen, dan tingkat euforia publik.
5. Menggunakan Indikator yang Tepat
Jika sudah merasa waktunya untuk melakukan take profit, ada beberapa indikator yang bisa digunakan sebagai titik keluar. Pertama adalah area resistansi tertinggi sebelumnya. Biasanya, pergerakan harga akan menguji level resistansi sebelumnya. Jika gagal menembus, harga akan berbalik arah. Sementara jika menembus, akan terjadi breakout dan harga menuju ke area yang belum pernah dicapai.
Kedua, menggunakan indikator fibonacci extensions untuk memprediksi rentang harga di area yang belum pernah dicapai. Indikator ini pada dasarnya memprediksi bahwa harga akan terus naik sampai menyentuh level resistance di 161,8% atau 261,8% fibonacci sebelum akhirnya berbalik arah.
Selain untuk titik keluar, fibonacci extensions juga bisa digunakan untuk titik masuk. Umumnya, area .618-.786 dijadikan sebagai area untuk melakukan pembelian.
Tips Hadapi Bear Market
Tahun depan diprediksi bear market akan tiba jika mengacu dengan siklus halving Bitcoin secara umum.
2016 saat halving Bitcoin kedua terjadi, setahun berselang harga Bitcoin meroket mendekati $20.000, sayangnya di 2018-2019 Bitcoin mengalami fase bear market dan harga yang cenderung stagnan.
Selanjutnya saat halving ketiga 2020, harga Bitcoin sentuh all time high di angka $68.789 setara dengan 980 juta Rupiah.
Apabila siklus ini berulang maka tahun depan diprediksi bear market akan tiba.
Namun investor diharapkan tidak panik apabila bear market tiba, ada berbagai cara untuk menghadapinya. Berikut ini caranya.
Menjual Aset di Portofolio Jangka Pendek
Salah satu cara untuk fokus melakukan investasi crypto adalah membagi portofolio investasi untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk crypto jangka panjang bisa disimpan lebih lama asalkan investor mengetahui untung dan risikonya serta memiliki kepercayaan terhadap perkembangan aset tersebut.
Portofolio jangka pendek ada baiknya dijual saat bear market tiba, namun dijual sedikit demi sedikit.
Biasanya para investor menjual aset ketika profitnya menyentuh 20%-40%, namun tingkatan ini menyesuaikan tergantung keinginan dan kebutuhan investor.
Aset dalam portofolio ini umumnya, memiliki fundamental kurang baik namun memiliki potensi kenaikan yang cukup menarik.
Berpikir Jangka Panjang
Momen bear market dapat berfungsi sebagai katalis sempurna untuk beberapa investasi cryptocurrency jangka panjang untuk ditambahkan ke portofolio.
Dengan harga yang rendah, fokuslah pada investasi yang akan terbukti bermanfaat dalam jangka panjang karena investasi jangka pendek cenderung tidak menguntungkan dalam fase bear.
Mengingat betapa fluktuatifnya pasar cryptocurrency, berpikir jangka panjang bisa menguntungkan. Contohnya, nilai Bitcoin sekitar $4.000 pada Maret 2020.
Pada Januari, tahun ini, mencapai lebih dari $33.000, dengan hasil Bitcoin di 2020 berhasil memberikan pengembalian lebih dari 800 persen hanya dalam delapan bulan.
Namun untuk jangka panjang ini pilihlah aset crypto yang memiliki potensi dan ekosistem yang bagus.
Dollar Cost Averaging
Kondisi pasar yang turun bisa dimanfaatkan untuk melakukan pembelian crypto yang bermanfaat dalam jangka panjang.
Sebab, belanja crypto di momen ini bisa mendatangkan keuntungan di masa depan, namun sebaiknya dilakukan dengan metode dollar cost averaging, yakni membeli sedikit demi sedikit sambil melihat arah pergerakan pasar.
Metode ini berguna untuk mengontrol modal dan meminimalisir rugi dalam membeli aset secara berlebihan.
Pasang Posisi Short
Jika kamu adalah trader yang aktif, maka memasang posisi short perlu dipertimbangkan, ini termasuk short selling, shorting options/kontrak berjangka,menggunakan pasar prediksi dan banyak lagi.
Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan selalu merupakan ide yang baik untuk membiasakan diri dengan masing-masing sebelum mempertaruhkan jumlah yang besar.
Jika kamu memutuskan untuk memasang posisi short pastikan kamu sudah melakukan melakukan manajemen risiko yang tepat dan memasang stop loss agar tidak rugi jika pergerakan pasar berbalik arah.