Binance Live – We live everyday, dont forget follow us Click Here

Militer Myanmar Memblokir Facebook Saat Gangguan Internet Global Meningkat

Militer Myanmar Memblokir Facebook Saat Gangguan Internet Global Meningkat

Pemerintah militer baru di Myanmar dilaporkan telah memerintahkan perusahaan telekomunikasi untuk sementara memblokir akses ke Facebook dengan alasan platform tersebut merupakan ancaman bagi pemulihan stabilitas di negara itu, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk membatasi akses internet setelah kudeta bulan lalu. 

NetBlocks mengonfirmasi bahwa akses ke server Facebook, Instagram, Messenger, dan WhatsApp sekarang dibatasi di negara tersebut. Gangguan internet juga tercatat pada 31 Januari 2021, ketika militer Myanmar menguasai kudeta yang membawa mereka ke tampuk kekuasaan.

Ketika berbicara tentang penutupan internet yang bermotif politik, 2021 sudah dimulai dengan awal yang menyedihkan. Pada bulan Januari saja, India, Myanmar, dan Uganda semuanya mengalami gangguan internet yang terkait dengan peristiwa politik. 

Di Uganda, negara bagian menutup sepenuhnya internet pada hari pemilihan presiden di awal Januari. Pekan lalu, otoritas India membatasi akses internet di beberapa area dekat ibukotanya, New Delhi, karena petani lokal memprotes undang-undang pertanian yang disahkan pada September tahun lalu.

Menurut Hanna Kreitam, seorang ahli teknis di LSM kebijakan internet, Internet Society , selain dari pelanggaran kebebasan dasar manusia, penutupan internet merugikan pertumbuhan karena memiliki dampak finansial langsung pada ekonomi suatu negara. Kreitam menjelaskan, penutupan internet menghambat aktivitas ekonomi, yang akibatnya mengurangi keuntungan bagi bisnis lokal dan menurunkan pendapatan pajak.

Laporan tahun 2020 oleh Top10VPN mengungkapkan bahwa gangguan internet regional yang dikombinasikan dengan pemadaman internet yang berkepanjangan di Kashmir mungkin telah merugikan India $ 2,8 miliar pada tahun 2020, sementara gangguan di Myanmar mungkin telah merugikan ekonomi negara tersebut sebesar $ 190 juta.  

Karena pandemi COVID-19, 2021 adalah tahun yang kritis, dan negara-negara berkembang tidak mampu menanggung biaya ekonomi dan infrastruktur yang sering ditimbulkan oleh pematian internet selain tekanan pandemi yang sedang berlangsung, kata Kreitam.

Pihak berwenang di India, Myanmar dan Uganda sebelumnya telah mengganggu internet pada saat-saat kritis, menurut Samuel Woodhams, Peneliti Hak Digital di Top10VPN. 

Ikuti Cryptoiz Telegram group | Telegram Channel | Twitter/X

Penafian : Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisa sebelum membeli dan menjual Crypto. cryptoizresearch.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Related News